Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Harimau Bonita Semakin Buas Usai Lolos dari Peluru Bius Petugas

Banda Haruddin Tanjung , Jurnalis-Selasa, 20 Maret 2018 |16:37 WIB
Harimau Bonita Semakin Buas Usai Lolos dari Peluru Bius Petugas
Harimau Bonita memangsa dua warga Inhil, Riau. Foto Ist
A
A
A

PEKANBARU - Harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) yang bernama Bonita semakin buas usai lolos dari peluru bius petugas.

Harimau tersebut hingga saat ini masih berkeliaran di areal PT THIP (Tabungan Haji Indo Plantation) di Pelangiran Kabupaten Inhil, Riau.

Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati mengatakan, warga waspada. Jika melihat Bonita segera melaporkan ke petugas.

"Sejak dilakukan penembakan obat bius, diperkirakan satwa dilindungi itu menjadi makin beringas," kata Dian Selasa (20/3/2018).

Dian menjelaskan, pencarian harimau Bonita terus diintensifkan. Namun, berdasarkan hasil penelusuran, harimau Bonita semakin jarang terlihat pasca penembakkan bius gagal.

Pencarian terhadap satwa langka itu dilakukan pada siang hari dan malam hari dengan terbagi tiga kelompok.

"Blok demi blok di kebun sawit sudah dicari, namun harimau belum terlihat. Ini sudah hari ke-73 pencarian," ucapnya.

Tim terpadu yang terdiri dari TNI, Polri, BKSDA, organisasi pencinta satwa, polisi kehutanan berjanji akan menangkap Bonita hidup-hidup. Walau belakangan ini warga demo meminta tim segera menangkap harimau pemangsa Jumiati dan Yusri dengan cepat. Jika tidak, warga akan akan mengambil tindakan sendiri terhadap harimau tersebut.

"Tim berusaha melakukan penyelamatan terhadap Bonita," tukasnya.

Sebagaimana diberitakan, dua warga di Pelanggiran tewas diserang harimau bernama Bonita. Kejadian pertama pada 3 Januari 2018 dengan korban Jumiati, karyawati PT Tabungan Haji Indo Plantation (THIP).

Kemudian pada 10 Maret, harimau sumatera itu kembali menyerang warga bernama Yusri. Keduanya diterkam pada bagian tengkuk.

Organisasi pencinta alam internasional WWF menyatakan bahwa penyerangan harimau ke manusia di Inhil disebabkan hutan beralih fungsi menjadi perkebunan sawit oleh PT THIP dan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi yang merupakan anak perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP). Petugas sudah beberapa kali menembak bius Bonita, namun si raja hutan ini bangun lagi walau sempat tergeletak.

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement