Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PM Inggris Kumpulkan Menteri Kabinet Bahas Rencana Serangan ke Suriah

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Kamis, 12 April 2018 |10:27 WIB
PM Inggris Kumpulkan Menteri Kabinet Bahas Rencana Serangan ke Suriah
Perdana Menteri Inggris Theresa May (Foto: Peter Nicholls/Reuters)
A
A
A

LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, memanggil menteri-menterinya untuk melakukan rapat kabinet guna membahas situasi terkini di Suriah. Media-media Inggris meyakini rapat tersebut akan menghasilkan inisiatif London untuk bergabung dalam respons militer terhadap dugaan serangan senjata kimia oleh pasukan Suriah.

Melansir dari Reuters, Kamis (12/4/2018), May dikabarkan siap untuk memberi lampu hijau agar militer Inggris ikut dalam operasi serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari parlemen.

Ketua Partai Konservatif itu juga telah meminta kapal-kapal selam Inggris untuk bergerak hingga mencapai jarak tembak yang memadai ke Suriah. Hal itu sudah menandakan bahwa Inggris siap menyerang militer Suriah yang diperkirakan terjadi pada Kamis malam waktu setempat.

BACA JUGA: Suriah Berpotensi Diserang dalam 72 Jam, Maskapai Penerbangan Diimbau Berhati-hati

Sky News melaporkan, Theresa May diperkirakan ingin mencari persetujuan dari para menterinya untuk keterlibatan Inggris dalam aksi militer terhadap infrastruktur senjata kimia Suriah. Menurut undang-undang, PM Inggris tidak membutuhkan persetujuan parlemen untuk serangan militer.

Pendahulu Theresa May, David Cameron, pernah mencoba mencari persetujuan dan dukungan dari parlemen agar Inggris bergabung dalam serangan militer ke Suriah pada 2013. Namun, upaya membujuk parlemen itu gagal.

Jeremy Corbyn, Ketua Partai Buruh yang merupakan oposisi pemerintah, menganjurkan agar parlemen setidaknya diberikan hak untuk berbicara seandainya May memang ingin melakukan aksi militer.

BACA JUGA: Suriah Tuduh AS Mengarang Alasan untuk Serang Wilayahnya

Sebelumnya, pada Rabu 11 April, Theresa May mengatakan bahwa semua indikasi mengarah pada kepastian bahwa otoritas Suriah bertanggung jawab atas serangan kimia di Douma. Perempuan berusia 61 tahun itu yakin serangan semacam itu tidak boleh dibiarkan.

“Penggunaan senjata kimia dalam serangan yang berlangsung di Douma adalah tindakan barbar yang mengejutkan. Penggunaan senjata kimia tidak bisa dibiarkan,” ujar Theresa May.

Sebagaimana diberitakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji Suriah dan Presiden Bashar al Assad akan membayar harga mahal atas serangan kimia tersebut. Pernyataan Trump ditafsirkan sebagai rencana serangan militer terhadap Suriah oleh AS dan sekutu-sekutunya yang diprediksi akan dilakukan dalam 72 jam terhitung sejak Selasa 10 April.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement