Menurut Haryanto, sudah lebih dadi tiga bukan lamanya sekolah khusus difabel dibuka di rumahnya. Karena minimnya dana mereka hanya mampu menyediakan satu guru yang harus mengajar 24 anak berkebutuhan khusus.

Waktu belajarnya juga tidak setiap hari, hanya dua hari dalam seminggu. Yakni hari Sabtu sejak pukul 11.00 - 13.00 WIB dan Minggu pukul 08.00 - 12.00 WIB.
Untuk operasional sekolah tanpa nama ini dirinya menggunakan uang pribadi. Mereka yang bersekolah di rumahnya tidak dipungut biaya alias gratis. Hingga ada salah satu guru pendamping difebel yang rela luangkan waktunya untuk mengajar meski hanya dua kali seminggu.
"Saya berterima kasih, guru ini hanya diberikan uang transport Rp 10 ribu per pertemuan," aku Haryanto saat bertemu Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo, Selasa (24/4/2018).
Kepada Ganjar yang berkunjung ke rumahnya, Haryanto berkisah awalnya dirinya hanya memfasilitasi pendidikan untuk putranya Rizky Pratama Putra (8) seorang anak berkebutuhan khusus yang merupakan anak autis. Dirinya dengan ekonomi pas-pasan merasa kesulitan untuk mencarikan pendidikan khusus untuk buah hatinya.