Sunarto menerangkan, bahwa popularitas dua kandidat wakilnya masih di bawah 30 persen. Kemudian, persepsi masyarakat atas kinerja Ganjar Pranowo sebagai gubernur saat ini sebanyak 57,6 persen yang menyatakan puas. Sedangkan yang tidak puas hanya 28,4 persen.
"Sisanya menjawab tidak tahu," terangnya.
Ia menambahkan, pasangan Ganjar-Yasin adalah perpaduan antara tokoh nasionalis dan agamis. Adapun provinsi Jawa Tengah termasuk lumbung pemilih PDIP yang konsisten mendukung Ganjar.
Selain itu, basis kelompok agamis telah disokong oleh Taj Yasin yang merupakan putra dari ulama berpengaruh di Jawa Tengah KH. Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

Selanjutnya, faktor lainnya yang menguatkan kemenangan pasangan Ganjar-Taj Yasin adalah dengan keunggulan di segmen generasi millenial maupun generasi senior.
"Generasi milenial yang mencapai 42,38 persen dari total penduduk hampir 50 persen itu lebih mendukung Ganjar-Yasin. Untuk generasi senior yang mencapai 57,62 persen dari total penduduk sebanyak 48,88 persen yang mendukung Ganjar-Yasin dan 9,9 persen yang mendukung Sudirman-Ida," lanjutnya.
Menurut Sunarto, Pilgub Jawa Tengah ke depan masih sangat dinamis. Pasalnya, masih terbuka kemungkinkan adanya migrasi suara terutama apabila terjadi blunder politik atau kejadian luar biasa berupa tsunami politik yang mampu mengubah persepsi pemilih secara drastis.
"Tetapi mengingat pilkada kurang dari dua bulan lagi, dengan elektabilitas yang terpaut cukup jauh, maka Ganjar-Yasin paling potensial di ambang dua periode," tandasnya.
Survei dilakukan pada 3 -10 April 2018 dengan menggunakan metode standard: multi stage random sampling, di mana seluruh pemilih Jawa Tengah dipilih secara random. Jumlah responden 600, dengan margin of error sebesar ±4.1 persen.
(Awaludin)