"Jumlah angkot yang tadinya beroperasi di pusat kota mencapai ribuan akan dikurangi menjadi 771 unit, sisanya digeser ke pinggir melayani wilayah yang belum terlayani angkutan kota. Dan untuk sopir angkot kedepan kita akan anggarkan subsidi khusus agar tetap mendapatkan penghasilan yang pasti, serta tdak menghilangkan lapangan pekerjaan," ujar Bima, Rabu (4/7/2018).
Tak sampai disitu, upayanya dalam mengatasi kemacetan dilanjut dengan konversi 3 unit angkot menjadi 1 unit bus sedang. Melalui langkah ini, kedepannya diharapkan angkutan umum menjadi lebih efisien dan bisa mengundang minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Sekaligus mengurangi jumlah angkot.
Selain rerouting dan konversi, langkah Bima untuk mengatasi kemacetan utama di Jalan Otista yakni dengan melakukan pelebaran jembatan yang rencanannya akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Bahkan ia akan menuntaskan jalur alternatif Ring Road Regional (R3) yang nantinya akan terkoneksi dengan Bogor Inner Ring Road (BIRR) yang tentunya akan mengurangi beban kendaraan di Jalan Pajajaran.
"Lalu dengan melakukan pembangunan infrastruktur seperti pelebaran jalan di titik-titik kemacetan yakni di pelebaran jembatan di Jalan Otista," tegas Bima.