MANAGUA – Polisi dan kelompok paramiliter yang loyal terhadap Presiden Daniel Ortega menewaskan sedikitnya 10 orang pada Minggu dan menambah jumlah korban tewas dari kerusuhan yang terjadi di negara Amerika Tengah itu. Demonstrasi yang telah berlangsung sejak hampir tiga bulan lalu itu diperkirakan telah menewaskan lebih dari 300 orang.
Alvaro Leiva dari Asosiasi Hak Asasi Manusia Nikaragua mengatakan, para korban tersebut terbunuh saat pasukan pemerintah menyerbu komunitas di Monimbo dan Kota Masaya di dekatnya, sekira 25 kilometer dari Ibu Kota Managua pada Minggu.
BACA JUGA: Pengepungan Militer terhadap Mahasiswa di Gereja Nikaragua Berakhir
"Kami sedang berbicara tentang lebih dari 10 kematian saat ini," kata Leiva kepada stasiun televisi nasional sebagaimana dilansir Reuters, Senin (16/7/2018). Sejauh ini tidak ada komentar dari Pemerintah Nikaragua mengenai pernyataan Leiva.
Hampir tiga bulan bentrokan antara pasukan pro-Ortega dengan para demonstran yang menuntut penggantian presiden telah merenggut 300 nyawa. Ini adalah demonstrasi paling berdarah di Nikaragua sejak perang sipil negara itu berakhir pada 1990.