Dalam laporannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan, pihaknya telah melakukan monitoring langsung di wilayah-wilayah yang kerap dilanda kebakaran hutan dan lahan. Seperti Kalimantan Tengah, Jambi, Sumsel, Kalimantan Barat, dan Riau.
"Dari pengalaman selama ini, manajemen penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sudah lebih tertata, " terang Siti.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksikan puncak kemarau tahun ini akan terjadi pada Juli-September mendatang. Untuk periode mingguan, BMKG telah mengeluarkan prediksi harian yang berlaku hingga seminggu ke depan.
"Di situ akan terlihat tingkat curah hujan, kelembaban udara, dan kecepatan angin, yang bisa dipakai untuk melihat sampai sejauh mana tingkat hot spot di lapangan. Jika sudah sebesar 50 persen, maka dalam kategori membahayakan dan mudah terbakar," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Guna mencegah agar titik api tersebut tidak meluas, maka salah satu cara yang diusulkan adalah dengan meningkatkan kelembaban lahan gambut.
"Saya mengusulkan adanya hujan buatan yang efektif dilakukan di minggu ini dan minggu depan, karena ada kiriman awan dari Filipina," terangnya.