TANGERANG SELATAN - Akibat lonjakan harga telur di pasaran, kini masyarakat luas khususnya Tangerang Selatan (Tangsel) lebih memilih beralih mengonsumsi telur pecah. Meskipun penelitian secara medis mengungkapkan, dalam telur yang retak dan pecah itu terdapat bakteri berbahaya yang mengancam kesehatan.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Tulus Muladiyono, memaparkan, telur pecah sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh lantaran mengandung bakteri Salmonella. Bakteri itu dengan mudah masuk kedalam bagian dalam telur melalui retakan di dinding telur.
"Sekarang lagi booming masyarakat, khususnya di Kota Tangsel ramai-ramai membeli telur pecah itu karena harganya jauh lebih murah. Padahal secara kesehatan telur pecah atau retak itu bisa dengan mudah dimasuki bakteri dan sumber penyakit, umumnya bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan seseorang terkena typus," ungkap Tulus di kantornya, Jalan Rawa Buntu, Ciater, Serpong, Rabu (25/7/2018).
Penjualan Telur Pecah di Tangsel (Hambali/Okezone)
Dijelaskannya, selama ini kebanyakan masyarakat menganggap bahwa protein dalam telur pecah sama dengan isi kandungan protein telur yang normal. Padahal menurut Tulus, kondisinya berbeda, ada beberapa faktor yang membuat telur pecah menjadi berbahaya untuk dikonsumsi.