JAKARTA – Berita hoaks yang dibuat Ratna Sarumpaet rupanya turut dipantau Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga mengikuti pemberitaan mengenai Ratna yang menjadi korban penganiayaan, meski kabar itu ternyata bohong atau hoaks.
Hanya saja, Kepala Negara tidak mengeluarkan komentar apa-apa terkait serangkaian berita yang berujung pengakuan kebohongan dari Ratna Sarumpaet tersebut.
"Ya, episode sinetron Ratna heboh se-Nusantara, melibatkan banyak tokoh besar ya, tidak mungkin Pak Jokowi tidak mengetahuinya," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki di kantornya, Kamis (4/10/2018).
Teten memastikan Presiden Jokowi juga tidak bertanya terkait pemberitaan hoaks tersebut. Pasalnya, Jokowi tengah melakukan serangkaian kunjungan ke Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk memastikan penanganan gempa dan tsunami berjalan dengan baik.
"Tapi kemarin, Pak Jokowi tidak terlalu memperhatikan. Enggak nanya-nanya soal itu ya," lanjut dia.
Teten menerangkan, beberapa hari terakhir, Jokowi tengah fokus terhadap penanganan dampak gempa bumi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.

"Mungkin, kepala serta isi hati beliau sedang fokus ke penanganan dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah yang memang tidak mudah," lanjut Teten.
Presiden Jokowi mengunjungi Palu serta Donggala, Rabu (3/10/2018), seharian. Presiden bertolak dari Jakarta pukul 07.00 WIB dan sampai lagi ke Jakarta pukul 18.30 WIB.
Sementara, konferensi pers Ratna berisi pengakuan akan kebohongannya dilakukan pada sore hari, ketika Presiden masih blusukan di lokasi bencana.
(Baca Juga : 1.609 Korban Gempa dan Tsunami Sulteng Tiba di Makassar)
Teten menambahkan, Jokowi ingin kebutuhan para korban gempa dan tsunami di Sulteng segera terpenuhi.
"Seharian kemarin, beliau meninjau lapangan untuk memastikan proses evakuasi korban bencana Palu dan Donggala berjalan baik. Juga memastikan instruksinya mengenai percepatan logistik, pasokan BBM, ketersediaan listrik, berjalan baik," lanjut dia.
(Baca Juga : H+6 Gempa Bumi di Palu, Korban Jiwa Jadi 1.424 Orang)
(Erha Aprili Ramadhoni)