JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan bahwa pemilihan presiden (Pilpres) 2019 memiliki 185 juta pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Dari jumlah itu, relawan Jokowi-Ma'ruf mengklaim bahwa pihaknya sudah mengumpulkan 90 juta suara hanya dari relawan yang terkumpul.
Puluhan komunitas relawan Jokowi-Ma'ruf yang tergabung dalam keluarga Sinergi Nawacita Indonesia (SNI) mengklaim bahwa setengah suara pemilih di Indonesia sudah menjadi milik Jokowi-Ma'ruf Amin.
Hal tersebut sudah dikalkulasikan jika menilik jumlah komunitas "besar" yang tergabung dalam keluarga SNI. Ketua Umum Rumah Indonesia, RM Suryo Atmanto menjelaskan, massa puluhan juta tersebut merupakan kekuatan besar yang berada di luar partai koalisi.
Sejumlah komunitas relawan dan pendukung dengan jumlah anggota besar disebutnya telah bergabung, seperti Himpunan Pengusaha Nahdliyin dengan 2,7 juta anggota, Rumah Jokowi dengan 250 ribu anggota, Gapoktanu Bursatani dengan 5 juta anggota, dan Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia dengan 3,6 juta anggota.
(Baca Juga: Dukung Jokowi-Ma'ruf, Perindo Terus Gaungkan Persatuan dan Kesatuan Indonesia)
Kemudian ada Relawan Nusantara Bangsa dengan 4 juta anggota, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dengan 15 juta anggota dan sejumlah organisasi lain dengan jumlah yang tergabung sebanyak 20 perkumpulan atau organisasi.
"Dari total yang bergabung sudah ada 30 juta orang. Kita belum hitung keluarga mereka. Anggap satu keluarga dan teman mereka yang punya hak suara ada tiga orang, berarti sudah ada 90 juta suara buat Jokowi-Amin," ungkapnya saat menggelar jumpa pers di markas SNI Jalan Prapanca Raya, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
Selain akan berjuang memenangkan Jokowi-Maruf Amin, SNI juga fokus pada implementasi program Nawacita yang menurutnya masih perlu disempurnakan. Suryo mengakui, dengan kondisi bangsa Indonesia yang begitu besar dengan masyarakat majemuknya, saat ini belum semua point dalam Nawacita berjalan semestinya.
"Tapi yang namanya membangun sembilan poin ini di seluruh Indonesia, ini tidak gampang. Ini butuh waktu tidak sebentar. Dan kalau dihitung-hitung buat jalankan Nawacita seluruhnya ya APBN nggak cukup," ungkap Suryo.

Meski demikian, ia melihat Jokowi dan jajarannya saat ini berada di track lurus untuk terus mewujudkan sembilan point dalam Nawacita. Ia juga membenarkan, dalam mewujudkan Nawacita harus ada prioritas dalam hal ini pembangunan fisik yang terus digenjot.
"Kalau kita belum bangun rumah sudah beli isinya, itu tidak masuk akal. Jadi perlu fondasinya dulu, perlu pengecetan, akhirnya sampai kepada perabotnya. Sehingga penghuni bisa huni di situ dengan tenang dan bahagia," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)