JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai kepemimpinan Joko Widodo semakin matang daripada pesaingnya Prabowo Subianto.
Juru Bicara PSI, Andy Budiman kepada Okezone, Senin (8/10/2018) menjelaskan perbedaan kualitas kepemimpinan antara Jokowi dan Prabowo.
Jokowi, kata Andy, tidak berkomentar dalam kasus kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet dan memilih fokus pada penanganan gempa Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah.
Baca: Survei SMRC: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 60,4% dan Prabowo-Sandi 29,8%
“Sebaliknya Prabowo pada masa Indonesia sedang berkabung karena gempa Sulawesi, mencoba mempolitisir kasus Ratna Sarumpaet, yang belakangan terbukti berbohong,” katanya.

Andy berujar, dari permasalahan tersebut masyarakat bisa mengukur kualitas kepemimpinan kedua kandidat calon presiden.
Baca: LSI Denny JA Menilai Hoax Ratna Sarumpaet Hanya Kurangi Sedikit Elektabilitas Prabowo-Sandi
Apalagi, kata dia, Prabowo sudah tiga kali menggunakan data palsu sebagai landasan bersikap. Pertama menyatakan dirinya menang Pilpres 2014 berdasar hasil survei internal. Kedua, ketika Prabowo menyatakan Indonesia akan bubar 2030 dengan mengutip novel "Ghost Fleet”.
“Terakhir adalah kasus Ratna Sarumpaet yang ia sebut sebagai pelanggaran HAM berat,” ujar Andy.
Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consunting (SMRC) yang dirilis pada Minggu, (7/10/2018) masyarakat merasa puas dengan hasil kinerja yang sudah dilakukan oleh Jokowi.
Sebanyak 73,4 %, puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden, dan tidak puas hanya 25,4%.
(Rachmat Fahzry)