Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Begini Kronologi Penolakan Habib Bahar bin Smith dan Habib Hanif di Manado

Subhan Sabu , Jurnalis-Selasa, 16 Oktober 2018 |19:39 WIB
Begini Kronologi Penolakan Habib Bahar bin Smith dan Habib Hanif di Manado
Tabligh Akbar Haul ke 7 Al Habib Ali bin Abdurahman bin Smith (foto: Subhan S/Okezone)
A
A
A

MANADO - Gabungan berbagai ormas adat yang ada di Sulawesi Utara (Sulut) mulai berdatangan dan berkumpul di depan pintu gerbang masuk Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, pada Senin 15 Oktober 2018, sejak pukul 11.00 Wita. Mereka berkumpul untuk menghalau kedatangan 2 dari 4 orang Habib yang akan mengisi Tabligh Akbar di Manado.

Empat orang Habib yakni Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith atau Habib Bahar, Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman Al Atthos, Habib Husen bin Muhammad Assegaf dan Habib Abubakar bin Salim bin Smith.

(Baca Juga: Ratusan Ormas Adat Tolak Kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith di Manado)

Ormas Adat Tolak Kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith di Manado (foto: Subhan S/Okezone)	Ormas Adat Tolak Kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith di Manado (foto: Subhan S/Okezone) 

Mereka akan mengikuti Tabligh Akbar dalam Haul Akbar ke 7 dari Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Smith dan doa akbar untuk bangsa Indonesia khususnya doa bersama untuk Palu dan Donggala yang akan digelar di Masjid Alwi bin Smith, Kelurahan Karame, Kecamatan Singkil.

Penolakan terhadap kedatangan Habib Bahar dan Habib Hanif dikarenakan Habib Bahar merupakan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) dan dalam ceramahnya yang beredar di media sosial, kerap melontarkan ceramah yang dianggap memprovokasi umat Islam untuk melakukan kekerasan, sementara Habin Hanif merupakan menantu dari Ketua FPI, Habib Rizieq Shihab.

Kemudian, pukul 15.00 Wita ratusan massa tersebut mulai merangsek masuk ke dalam area bandara yang sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian dibantu dengan anggota TNI. Sempat terjadi argumen antara massa dengan aparat kepolisian yang berjaga-jaga.

Ketua umum ormas Benteng, Steven Kembuan mempertanyakan ketegasan pihak kepolisian yang memberikan izin kepada kedua Habib tersebut untuk datang ke Manado yang akan membuat stabilitas keamanan tergangggu di Sulawesi Utara.

"Kami menolak ini oknum yang dalam ceramah-ceramahnya provokatif, intoleran, radikalis, anti-Pancasila," tegas Steven Kembuan.

Hal senada juga diungkapkan, Ketua Umum Makatana Minahasa, Alfrits Sumilat. Menurutnya, ormas adat menolak kedatangan kedua Habib tersebut untuk menginjakkan kaki di tanah Minahasa. "Kita tahu bersama banyak di YouTube video-videonya yang radikalisme juga mencuci otak dan paham-paham radikal itu untuk tidak menginjakkan kaki di tanah Minahasa," jelas Alfrits Sumilat.

Perwakilan para ormas adat itupun diajak bernegosiasi dengan Pemerintah Provinsi Sulut, Polresta Manado, Kodim 1309/Manado, Lanudsri, pihak Angkasa Pura I serta pihak keluarga Habib Bahar.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement