JAKARTA - Founder and CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyatakan bahwa pemilih milenial berjumlah sekitar 40 hingga 45 persen dari suara nasional.
Para milenial dengan usia rentang antara 20 sampai 35 tahun tersebut, diharapkan meningkatkan partisipasi suara politiknya untuk menentukan nasib bangsa ke depan.
"Survei terbaru hanya 22 persen anak-anak milenial yang mengikuti pemberitaan politik. Sisanya mereka lebih banyak mengikuti seputar olahraga, musik film, lifestyle, sosmed, kemudian IT," ujarnya dalam diskusi Sindo Trijaya bertajuk 'Pemilih Milenial dan Masa Depan Bangsa' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10/2018).
Menurut Hasanuddin, saat ini sebanyak 70 persen pemilih milenial cenderung apatis terhadap dunia politik. Kebanyakan dari milenial itu menilai politik merupakan dunia yang membosankan.
"Politik itu urusan orang tua, tidak fun, tidak asyik. Mereka tidak tertarik dengan politik," jelasnya.
Hasanuddin menilai, pemilih milenial berpotensi tidak menggangunakan hak pilihnya di Pemilu 2019. Sehingga, ia berharap, semua pihak terus berupaya dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih milenial.
"Tantangan terbesar kita adalah meningkatkan partisipasi mereka. Sebab dalam sejarah memang partisipasi pemilih muda rendah dibandingkan dengan yang lain," pungkasnya.
(muf)