JAKARTA – Massa aksi bela tauhid sudah membubarkan diri dengan tertib usai menyampaikan aspirasinya di Kemenko Polhukam, Jakarta. Tujuh orang perwakilan Barisan Nusantata Pembela Tauhid (BNPT) sempat beraudiensi dengan Sesmenko Polhukam Agus Surya Bakti di sela aksi terkait pembakaran bendera diduga milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Banser.
Agus mengaku telah mencatat poin tuntutan massa aksi saat pertemuan tadi. Ia mengaku akan menyampaikannya langsung ke Menko Polhukam Wiranto.
"Saya catat dan saya sampaikan ke Bapak Menko (Wiranto). Akhirnya satu-satu mereka sampaikan aspirasinya, saya catat," kata Agus usai menerima perwakilan pendemo, Jumat (26/10/2018).
Perwakilan massa yang menemui Sesmenko adalah Abdul Rasyid, Yusuf Martak, Habib Idrus, Muchsin Alattas, Dani, Syuhada, dan Jafar Shodiq.
Sesmenko Polhukam Agus Surya Bakti (tengah) usai menerima massa aksi bela tauhid (Fahreza/Okezone)
Sebelum menemui Sesmenko, massa beraksi di luar Gedung Kemenko Polhukam. Mereka menuntut pembubaran Banser yang dituding telah membakar bendera tauhid. Orator massa juga menuntut pergantian presiden.
Agus eminta maaf Wiranto tidak bisa menemui massa aksi karena saat ini mantan Panglima ABRI itu sedang berada di Palu untuk memantau pemulihan kondisi di sana pascagempa dan tsunami.
"Dalam pertemuan tersebut tidak ada kesepakatan substansi aspirasi yang disampaikan. Aspirasi semua itu saya catat dan saya sampaikan kepada Pak Menko. Tadi suasananya sangat cair dan sangat kondusif, mereka bahkan mengajak foto bersama," imbuh Agus.
Usai menerima aspirasi dari perwakilan massa aksi, Agus sempat mendatangi massa aksi yang berada di luar Kemenko Polhukam. Saat ia berbicara, massa aksi justru menyorakinya seraya memekikkan takbir.
Massa yang tergabung dalam BNPT tersebut sempat berorasi lagi, sebelum meninggalkan Kemenko Polhukam.
Saat aksi berlangsung, Jalan Medan Merdeka Barat sekitar Kemenko Polhukam sempat lumpuh karena dipenuhi massa.
(Salman Mardira)