JAKARTA - Fajar telah tenggelam di ufuk barat. Sinar matahari pun telah berganti gelap di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Namun, keterbatasan pandangan itu tak mengikis semangat Tim SAR Gabungan untuk terus mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di sekitar lokasi.
Kapal cepat milik Bea Cukai pun telah datang dengan membawa berbagai perlengkapan penyelaman. Tak hanya itu, kapal ini juga memboyong 'amunisi' berupa santap malam untuk TIM SAR yang berada di Kapal Basarnas dengan perjalanan 1,5 jam dari JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok.
(Baca Juga: Malam Hari, Warga Masih Padati Pantai Tanjung Pakis Lihat Pencarian Lion Air)

Berdasarkan pantauan Okezone.com, pencarian para korban telah dihentikan sementara pada pukul 19.00 WIB. Kemudian, para penyelam yang berasal dari Kopaska dan Yon Taifib memboyong hasil evakuasinya yang diletakkan ke Sea Rider ke Kapal Basarnas.
Tak hanya para korban, berbagai barang milik korban dan serpihan pesawat dengan rute Jakarta-Tanjung Pinang itu pun turut dibawa ke Kapal Basarnas yang menjadi pusat komando dalam operasi pencarian tersebut.
Panglima Komando Armada 1 Laksamana Muda TNI Yudo Margono mengatakan, pihaknya telah mengerahkan 6 kapal perang, empat sea rider dengan membawa 40 prajurit Kopaska. Kemudian, lanjut dia, TNI AL juga membawa 20 prajurit Yon Taifib untuk mengevakuasi para korban yang tenggelam tersebut.
"Setiap (yang) terkumpul, korban kita perintahkan satu KRI untuk membawa korban ke sini untuk selanjutnya kita serahkan kepada Tim Basarnas atau DVI," katanya di JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/10/2018).
(Baca Juga: Lion Air Gratiskan Keluarga Korban Menginap di Hotel Ibis Cawang)
Para penyelam itu melakukan penyelaman dengan petunjuk dari scan sonar dengan radius 1/2 mile dan dilakukan searching di permujaan dengan radius 4 nochtikel mile 4 ke selatan dan 4 ke timur.
Sebanyak 22 kantong jenazah yang terdiri dari potongan tubuh korban dan berbagai serpihan pesawat, serta barang milik korban mulai dari pakaian, sepatu, dan lainnya berhasil dibawa ke Posko JICT II sebelum dilanjutkan ke RS Polri. "Tadi yang dibawa TNI AL baru 4 dan potongan serpihan pesawat. Dan masih banyak lagi serpihan pesawat di belakang," terang Yudo.
Yudo menegaskan, TNI AL akan terus melakukan pencarian sampai pesawat Lion Air J 610 ditemukan. TNI juga telah mengerahkan KRI Spica yang mempunyai kemampuan sonar yang handal. KRI Spika ini merupakan salah satu alutsista tercanggih milik TNI.
Kapal perang ini pun dijadwalkan sampai pada malam ini dan akan langsung bekerja mendeteksi jatuhnya bangkai pesawat yang diduga di kedalaman 35 meter di bawah permukaan laut tersebut.
"Kalau besok tidak ketemu akan saya kerahkan KRI Gusti Ngurah Rai yang punya kemampuan sonar di kedalaman, di peta tadi saya lihat kedalamannya 30 sampai 35 meter. Kalau Spica malam ini belum bisa ketemu kita bantu dengan KRI Gusti Ngurah Rai," tandasnya.
(Arief Setyadi )