JAKARTA - Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, mengungkapkan adanya sejumlah permintaan dari pihak keluarga korban jatuhnya Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 di perairan laut Karawang, Jawa Barat.
Menurut Erzaldi, salah permintaan keluarga yang paling diinginkan adanya, media diharapkan tidak terlalu menampilkan foto-foto korban terlalu vulgar dan jangan terlalu memaksa pihak keluarga untuk melakukan wawancara.
"Ada permintaan dari keluarga jangan dari pihak media menyoroti body part atau KTP," kata Erzaldi usai bertemu keluarga korban di RS Polri, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).
(Baca juga: Diduga Bangkai Pesawat Lion Air, Ternyata Hanya Bangkai Kapal Ikan)

Keluarga, dikatakan Erzaldi semakin merasa sedih dan miris apabila melihat tayangan identitas korban itu. Bahkan, diantaranya bisa membuat traumatik yang besar.
"Itu (tayangan) akan membuat mereka tambah sedih," tutur Erzaldi.
(Baca juga: Keluarga Datang ke Pelabuhan Tanjung Priok Cari Barang AKBP Mito, Korban Lion Air)
Hal senada disampaikan oleh Kapusdokkes Polri, Brigjen Arthur Tampi. Pasalnya, dia juga menerima keluhan dari keluarga mengenai tayangan identitas korban.
"Kata mereka, 'Sakit hati kami, Pak'," ucap Arthur menyampaikan keinginan keluarga korban Lion Air.

Sejauh ini, Arthur mengungkapkan sampai sore ini, sudah ada 152 keluarga korban jatuhnya Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 di perairan laut Karawang, Jawa Barat, yang melakukan tes DNA.
Pengambilan sampel DNA dari keluarga korban sendiri merupakan salah satu rangkaian dari proses identifikasi jasad korban dari kecelakaan tersebut. Hal itu rangkaian dari metode antemortem, postmortem dan rekonsiliasi yang dilakukan oleh tim DVI Polri.
"Pengambilan Sampel DNA sudah ada 152 keluarga. Sampel DNA akan kami profile baik antemortem demikian juga body part juga akan kami profile," tutup Arthur.
(Awaludin)