Sementara itu, Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Utara, Edi Saryono tak sependapat dengan BKSDA menyangkut menipisnya pasokan makanan karena hutan di Gunung Lawu yang terbakar penyebab Macan Tutul nekat merambah pemukiman.
Menurut Edi, hutan Gunung Lawu memang terbakar. Namun, meski hutan Gunung Lawu terbakar, babi hutan, makanan Macan Tutul tidak lari saat hutan terbakar.
"Hutan Gunung Lawu memang terbakar. Tapi meski terbakar hewan-hewan di sana, terutama babi hutan, yang sangat sensitif terhadap api, tidak turun. Jadi kemungkinan besar, bukan karena kebakaran, tapi pasokan makanan berkurang," terangnya.
Saat ini, pihak Perhutani bersama polisi dan BKSDA tengah melakukan pencegahan agar hewan buas tersebut tidak kembali masuk ke pemukiman warga.
Sebelumnya, seekor macan dilaporkan turun ke pemukiman warga di Dusun Sendang, Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar. Turunnya hewan buas ini diketahui setelah dua orang warga melaporkan bila hewan peliharaannya telah dimangsa oleh hewan buas tersebut.
(Awaludin)