JAKARTA - Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade memabantah bahwa kampanye yang dilakukan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meniru strategi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Enggak ada itu, apalagi niru cara Trump, enggak lah," kata Andre kepada Okezone, Minggu, (4/11/2018).
Andre menjelaskan, terkait konteks pidato soal "Tampang Boyolali" Prabowo hanya bicara soal ketimpangan kondisi ekonomi di Indonesia. Namun ada sejumlah pihak yang berupaya untuk menjatuhkan namanya.
"Pak Prabowo itu tidak ada niat menghina masyarakat Boyolali, cuma tiba-tiba di potong videonya, digorenglah soal ini," tuturnya.
(Baca Juga: Klarifikasi soal "Tampang Boyolali", Tim Prabowo-Sandi: Itu Bukan Video Utuh)
Andre malah menuding, ada indikasi keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sengaja untuk menjatuhkan nama mantan Danjen Kopassus itu. Hal itu terlihat dengan adanya demo yang mengatasnamakan masyarakat Boyolali.
"Ada indikasi keterlibatan pengerahan ASN ini, karena survei Pak Prabowo terus meningkat sehingga diseranglah personal pak Prabowo," terangnya.
Sebelumnya, Prabowo di hadapan pendukungnya pada Selasa (30/10/2018) melontarkan ucapan bahwa warga Boyolali tidak bisa masuk hotel mewah, sehingga mereka bisa saja diusir karena "wajah Boyolali-nya".
Dalam salah satu bagian dalam pidatonya, Prabowo membicarakan mengenai belum sejahtera masyarakat sehingga memberi perumpamaan wajah Boyolali yang belum pernah masuk hotel mewah.
"Kalian kalau masuk mungkin kalian diusir karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian, ya, tampang-tampang orang Boyolali," ujar Prabowo.
(Angkasa Yudhistira)