Panut mengungkapkan, adanya buku Paradoks Indonesia yang belum lama ini beredar, seolah-olah Indonesia sedang mengalami krisis utang. Padahal, Panut menilai, kenyataannya tidak demikian. Apalagi dikaitkan dengan politik, Panut mengatakan bahwa kedua persoalan tersebut tidak memiliki kaitan.
"Kita masih ingat bahwa baru-baru ini ada buku yang berjudul Paradoks Indonesia. Persoalan itu padahal tidak masuk di dalam rumusan ekonomi konstitusi. Hal inilah yang kemudian menjadi polemik di tengah masyarakat," ujar Panutan.
Menurut Panut, persoalan hutang luar negeri saat ini seolah digiring ke dalam ranah politik sehingga isu tersebut menjadi sentimental.
“Secara tidak sadar masyarakat sudah mencampurkan pengertian hutang dalam kehidupan sehari. Jadi sebetulnya hutang itu adalah sesuatu yang netral yang tidak tepat jika dikaitkan dengan persoalan politik,” terang Panut menutup pembicaraan.
(Khafid Mardiyansyah)