Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jika Satu Keluarga Tewas di Bekasi Murni Pembunuhan, Polri: 75% Pasti Cepat Terungkap

Muhamad Rizky , Jurnalis-Selasa, 13 November 2018 |16:02 WIB
Jika Satu Keluarga Tewas di Bekasi Murni Pembunuhan, Polri: 75% Pasti Cepat Terungkap
Polisi Lakukan Olah TKP di Lokasi Dugaan Pembunuhan Satu Keluarga di Bojong Nangka, Bekasi (foto: Wijayakusuma/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Polisi tengah menyelidiki kasus dugaan pembunuhan terhadap satu keluarga di Jalan Bojong Nangka, RT 02/07, Kelurahan Jati Rahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dalam peristiwa itu empat orang yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak meninggal dunia.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan apabila kasus tersebut murni pembunuhan akan mudah untuk diungkap. Namun jika hal itu merupakan kasus dengan motif pencurian akan lebih sulit.

(Baca Juga: Satu Keluarga di Bojong Nangka Bekasi Jadi Korban Pembunuhan) 

"Biasanya kalau ini murni pembunuhan kalau olah TKP polisinya itu mateng 75 persen kasus itu pasti terungkap. Kalau murni pembunuhan loh ya. Yang menjadi sulit adalah ketika jika kasus itu pencurian dan kekerasan," kata Dedi di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Selasa, (13/11/2018).

Dedi mengatakan, dalam kasus pencurian biasanya antara pelaku dan korban tidak kenal sehingga menyulitkan petugas untuk mengungkap kasus tersebut dibandingkan pembunuhan.

"Kalau misalnya ini pencurian dan kekerasan, itu korban dan tersangka 100 persen tidak kenal. Tapi kalau pembunuhan antara korban dan tersangka diatas 60 persen itu pasti kenal. Makanya kalo pembunuhan olah TKP nya benar, mateng, 75 persen pasti terungkap," paparnya.

(Lihat Foto: Anjing Pelacak Dikerahkan dalam Olah TKP Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi) 

TKP Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Jadi Tontonan Warga

Berdasarkan sejumlah kasus yang dihadapi polisi kata Dia, biasanya pelaku melakukan hal itu dengan alasan dendam. Namun demikian pihaknya tidak mau menduga-duga sebab setiap kasus memiliki perbedaan.

"Kalau pembunuhan yang sadis, dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian, kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ungkapnya.

"Tapi polisi tidak boleh menduga seperti itu, kita melihat dari fakta hukum. Case per case itu tidak bisa dibandingkan apple to apple. Setiap case punya karakter sendiri, enggak bisa sama. Secara umum oke lah, kalo secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari 1 orang, mayoritas karena dendam," tukas Dedi.

(Baca Juga: Ada Luka Benda Tumpul di Tubuh Pasutri Korban Pembunuhan di Bekasi)

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement