BEKASI - Rencana pemberlakuan sistem ganjil genap di gerbang tol Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang sedianya akan dimulai pada bulan depan, sudah mulai disosialisasikan oleh Kementerian Perhubungan. Sayangnya, rencana ini mendapat penolakan dari masyarakat khususnya pengguna jalan tol.
Masyarakat menilai kebijakan ganjil genap di lalu lintas yang akan berlaku mulai pukul 06.00-09.00 WIB, hanya akan menyulitkan pengendara, meski pada prakteknya kebijakan ini dinilai efektif untuk membatasi kendaraan yang melintas di ruas tol.
"Kalau buat saya tidak perlu, cukup di tol lain saja ganjil genap itu diberlakukan. Kita nanti bisa kesulitan," kata Suhardi, warga sekitar di lokasi, Jumat (16/11/2018).
Menurutnya, gerbang tol yang menjadi akses utama bagi warga Bekasi beraktivitas itu, masih terbilang lancar dan jarang menimbulkan kemacetan parah. Karena itu ia merasa tidak perlu adanya penerapan plat ganjil genap di tol Tambun.
"Arus kendaraan sih sehari-harinya ramai lancar ya. Jadi tidak perlu lah diberlakukan ganjil genap," ujarnya.

Baca Juga: Mau Pulang Lancar? Pantau Dulu Lalu Lintas di Sekitar Jakarta
Hal senada juga dilontarkan Tata, pengguna ruas tol Tambun. Ia berkeyakinan jika penerapan sistem ganjil genap bukanlah sebuah solusi tepat untuk diberlakukan di tol Tambun.
"Kalau bisa jangan, karena kan bakal bikin tambah susah pengendara. Bingung nanti ngatur jadwal sesuai plat," katanya.
Sementara, mobil operasional milik Kemenhub yang memiliki layar LED, sejak Jumat pagi terus berdiri di bahu jalan. Mobil tersebut sengaja diparkir untuk memberikan informasi sekaligus sosialisasi kepada para pengguna jalan tol, terkait rencana penerapan sistem ganjil genap.
(Edi Hidayat)