Pertama berkaitan dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Kedua soal pidato kontroversi Prabowo yang menyebut tampang Boyolali dan kasus Sandiaga yang melangkahi makam ulama sekaligus pendiri NU saat berziarah.
Baca: Gerindra Pastikan Demokrat Solid Menangkan Prabowo-Sandi di Pilpres
Baca: Prabowo-Sandi 3 Kali Minta Maaf, Kubu Jokowi-Ma'ruf: Semakin Gampang Kami Menang
Nizar kembali menegaskan, permintaan maaf dilakukan karena Prabowo-Sandi berjiwa besar bukan karena bersalah dalam kasus tersebut.
"Negara kita itu adalah negara hukum, untuk mengatakan orang itu salah atau tidak itu pengadilan. Ini kan etika, fatsun politik gitu lho, orang minta maaf saja dipermasalahkan," pungkasnya.
(Rachmat Fahzry)