JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono membeberkan bahwa pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyinggung profesi tukang ojek jadi pilihan generasi muda, tidak bermaksud merendahkan.
"Begini kan, bapak (Prabowo) ngomong bahwa bapak prihatin kalau banyak lulus SMA itu banyak kerja tukang ojek," katanya kepada Okezone, Jumat (23/11/2018).
(Baca Juga: Kubu Prabowo Usul Impor Guru, Koalisi Jokowi: Katanya Anti-Impor!)
Pasalnya, profesi ojek merupakan sektor informal yang tidak sepenuhnya miliki perlindungan secara hukum.
"Jadi tukang ojek itu di posisi sektor informal yang tidak aman dan ini sesuai dengan basis data yang kita punya, bahwa 40 persen masyarakat Indonesia itu bekerja di sektor informal yang tidak aman, seperti misalnya sebagai tukang ojek online dan sebenarnya bukan di tingkat SMA, di lulusan S1 banyak kerja disitu. Jadi, bukan maksud kita rendahkan tukang ojek," ungkapnya.

Sebab itu, Arief membantah jika pidato Prabowo selalu menuai kontroversi, seperti Indonesia Bubar, tampang Boyolali dan yang teranyar terkait tukang ojek. Arief menganggap semuanya hanya istilah.