Sinyal ketiga adalah gelombang permukaan jangka panjang yang mengelilingi bumi beberapa kali setelah terjadinya gempa bumi yang cukup besar. Sinyal terakhir ini mirip dengan sinyal yang dihasilkan di Mayotte, tetapi, gempa yang terjadi tidak cukup besar untuk menghasilkan sinyal frekuensi rendah seperti yang terpantau.
SBV, like the other stations, shows long monochromatic signal with ~17s period (mono-freq Rayleigh waves?). But filtered above 1Hz SBV (lower plot) also shows seismic(?) signals from repeating sources, with some ~50s apart. Maybe some large, shallow, oscillating volcanic source? pic.twitter.com/bPqdQFwAgm
— Anthony Lomax 🌍🇪🇺 (@ALomaxNet) November 11, 2018
Namun, peristiwa Mayotte memicu sinyal yang monoton dan berfrekuensi rendah dan yang semakin membuat para ilmuwan kebingungan; gelombang itu monokromatik dan membutuhkan waktu sekira 17 detik untuk berulang - benar-benar berbeda dengan gelombang 'bising' yang dipancarkan oleh gempa bumi pada umumnya.
Teori yang dimunculkan saat ini adalah adanya sebuah kolam magma berukuran sekira satu mil kubik yang mendorong naik ke wilayah bawah permukaan Mayotte dan mungkin menyebabkan ruang magma bawah laut runtuh. Teori lain menyarankan sinyal misterius itu disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai 'gempa lambat,' yang lebih tenang daripada gempa umumnya dan dapat berlangsung beberapa menit, jam atau bahkan hari.
(Rahman Asmardika)