JAKARTA - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar menilai, pernyataan tendensius calon presiden (capres) Prabowo Subianto kepada media sengaja dilakukan untuk menggiring opini masyarakat agar tidak mempercayai berita-berita yang cenderung tidak berpihak kepadanya.
Sehingga, menurut Rully, capres dengan nomor urut 02 itu mendorong para pemilihnya untuk mempercayai media sosial (medsos) ketimbang media mainstream.
"Ini kan pilihan politik juga, bahwa mungkin Prabowo lebih merasa diuntungkan ketika mereka para pemilihnya mengakses sosial media atau berita-berita yang di-create tim kampanye dibandingkan dengan media mainstream yang mungkin mayoritas tidak lebih banyak tendensi negatifnya kepada Prabowo-Sandi," kata Rully di Kantor LSI, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Menurut Rully, pernyataan Prabowo yang memarahi profesi wartawan tidak akan mempengaruhi elektabilitasnya sebagai penantang petahana. Sebab, narasi ini akan menguap begitu saja karena memang mantan Danjen Kopassus itu dikenal kerap melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.

"Kalau ini menjadi isu besar bisa jadi akan ada faktor, ada tendensi elektoralnya, tapi kalau ketika isu ini hanya menguap gitu saja secara otomatis tidak akan ada efek elektoralnya," jelasnya.
Ia pun mencontohkan kasus hoax Ratna Sarumpaet yang sama sekali tidak berdampak pada elektoral Prabowo-Sandi lantaran Badan Pemenangan Nasional (BPN) Koalisi Indonesia Adil Makmur langsung mencopot Ratna sebagai jubir tim pemenangan.