Para seniman ini juga bakal membuat karya berdasarkan interpretasi dan refleksi masing-masing dari apa yang mereka rasakan dan alami selama berada di Makassar dan Australia Utara.
"Mereka akan brainstroming, kemudian mulai membuat karya. Kita sebagai pengelola program tentu tidak akan mendikte, hanya memfasilitasi dan memberikan informasi," ujar Dr Lily.
Ada banyak individu di Indonesia dan Australia yang merasa hubungan kedua negara saat ini bagaikan "musuh dalam selimut".
Tapi, menurut Abi, kebudayaan bisa menjadi salah satu jalan alternatif untuk memperbaikinya.
"Jalan kebudayaan sangat tidak tergantung pada hal-hal yang administratif, tapi berkaitan dengan interaksi dan kebiasaan."
"Sudah sejak ratusan tahun lalu ada kultur yang sama, ini seharusnya membantu hubungan dua negara lebih bagus, karena ada dasar yang kuat."
(Hantoro)