Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tim Gabungan Selidiki Meninggalnya Warga Sipil Pasca-Penyerangan KKB di Nduga

Saldi Hermanto , Jurnalis-Kamis, 20 Desember 2018 |04:19 WIB
Tim Gabungan Selidiki Meninggalnya Warga Sipil Pasca-Penyerangan KKB di Nduga
Ilustrasi
A
A
A

TIMIKA - Tim yang terdiri dari personel gabungan TNI-Polri pada Senin, 17 Desember 2018 melakukan penyelidikan terhadap kematian warga sipil di Distrik Mbua dan Distrik Dal, Kabupaten Nduga, Papua. Di mana, berdasarkan informasi yang beredar bahwa terdapat tiga warga sipil meninggal dunia pasca-pembunuhan dan penyerangan pos TNI oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah itu.

Dari hasil klarifikasi yang dilakukan tim gabungan dilapangan terhadap warga terkait beredarnya informasi tentang penggunaan bom di sekitar kedua distrik tersebut, warga maupun para tokoh mengaku tidak pernah melihat maupun mendengar adanya informasi itu. Akan tetapi, mereka hanya melihat adanya beberapa helikopter milik TNI yang mengudara di wilayah Distrik Mbua dan Distrik Dal.

Selanjutnya, penyelidikan dilakukan terhadap tiga warga sipil yang meninggal dunia, masing-masing adalah Mianus Lokbere (18) dan Nison Imangge (18) yang merupakan pelajar dari Kampung Otalama, Distrik Mbua, serta Mentus Nimiangge (28) warga Kampung Mbulbuyalma, Distrik Dal.

Untuk korban Mianus Lokbere, jenazahnya ditemukan sekitar 300 meter dari Pos TNI di Mbua, yang bersangkutan meninggal dunia karena terlibat penyerangan terhadap Pos TNI. Peristiwa itu terjadi pada Senin, 3 Desember 2018 sekitar pukul 05.00 WIT, yang mengakibatkan satu anggota TNI Serda Handoko meninggal dunia dan Pratu Sugeng mengalami luka tembak. Di mana, KKB pimpinan Egianus Kogoya menggunakan masyarakat di distrik itu sebagai tameng.

Sedangkan untuk jenazah Nison Imangge masih bisa dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya, dan saat ini personel gabungan TNI-Polri masih melakukan koordinasi dengan pihak keluarga korban maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk dapat dilakukan pengambilan jenazah korban yang telah dikubur di samping rumahnya.

“Dan untuk Mentus Nimiangge, karena jasadnya dibakar, diduga ikut terlibat penyerangan Pos Yonif 755 Mbua. Karena sesuai adat budaya setempat, korban perang harus dibakar,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangan persnya yang diterima Okezone di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (19/12/2018).

Pada Selasa, 4 Desember 2018, sebanyak tiga helikopter milik TNI AD digunakan di Kabupaten Nduga untuk membantu proses pencarian dan mengevakuasi para korban karyawan PT Istaka Karya. Saat itu, dua anggota TNI dan satu personil Brimob mengalami luka tembak akibat penyerangan dan kontak tembak dengan KKB. KKB juga melakukan penyerangan dengan menembak helikopter TNI AD dan mengenai rotor setelah helicopter copy WR.

“Gambar yang beredar di media sosial yaitu selongsong granat asap dan gas air mata, tidak ditemukan di TKP oleh personel gabungan TNI/Polri. Gambar serta peristiwa tersebut merupakan foto peristiwa lain,” ujar Kamal.

Situasi pasca-kejadian di Kabupaten Nduga saat ini masih dalam keadaan aman dan kodusif. Personel gabungan TNI-Polri sampai saat ini masih melakukan pencarian terhadap empat korban karyawan PT Istaka Karya yang belum ditemukan, dan melakukan pengejaran terhadap KKB dalam rangka penegakan hukum.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement