Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

DPR Minta BMKG Respons Cepat soal Status Gunung Anak Krakatau

Arie Dwi Satrio , Jurnalis-Sabtu, 29 Desember 2018 |07:01 WIB
DPR Minta BMKG Respons Cepat soal Status Gunung Anak Krakatau
Ruang DPR RI (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta agar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cepat meng-update perkembangan terkait status gunung Anak Krakatau yang saat ini masih mengalami erupsi.

Hal itu diungkapkan Bamsoet setelah mendengar pernyataan dari ‎Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang telah meningkatkan status gunung Anak Krakatau dari waspada menjadi siaga.

"Mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk tetap terus memberikan informasi ter-update kepada masyarakat, baik melalui media cetak, siber, maupun siaran, mengenai kondisi terkini dari status Gunung Anak Krakatau," kata Bamsoet kepada Okezone, Sabtu (29/12/2018).

‎Selain itu, Bamsoet juga mendesak agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk tetap siaga dan melakukan antisipasi terhadap potensi terjadinya bencana alam di sekitar Gunung Anak Krakatau.

"Sehingga hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya korban‎," ujarnya.

Bambang S

Baca Juga: Geologi ESDM Pantau Letusan Anak Gunung Krakatau Masih Normal

Politikus Golkar tersebut juga meminta agar ‎masyarakat setempat maupun wisatawan tidak melakukan aktivitas di radius lima kilometer dari puncak kawah. Sebab, zona berbahaya diperluas dari yang semula 2 kilometer menjadi 5 kilometer.

"Masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya, serta selalu menggunakan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai peringatan dini gunung api dan BMKG terkait peringatan dini tsunami selaku institusi yang resmi," imbuhnya.

‎Sebelumnya, gunung Anak krakatau mengalami erupsi hingga menyebabkan longsoran ke arah laut. Longsoran tersebut memicu gelombang tsunami di Selat Sunda yang berdampak pada daerah Banten dan Lampung Selatan.

(Edi Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement