JAKARTA - Sejauh ini, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin tak terkalahkan dalam sejumlah survei. Baik itu, Poltracking, Indo Barometer, Charta Politika, SMRC, LSI, Indo Strategy serta lembaga survei lainnya.
Menurut pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie, perang politik masih tersisa empat bulan, big match akan berlangsung 17 April 2019. Jadi, kata dia, senjata dan peluru jangan sampai habis.
(Baca Juga: TKN Minta Generasi Milenial Jaga Indonesia dari Kaum Radikal)
Sejauh ini, lanjut Jerry, Jokowi masih unggul atas Prabowo, tapi angin politik bisa berubah jika mesin politik tak bergerak.
"Bukan saja TKN Jokowi-Ma'ruf yang bergerak tapi juga parpol pendukung juga harus balance untuk men-support sang petahana," kata Jerry, Sabtu (29/12/2018).
Memang kata Jerry, Jokowi menjadi target man untuk mendulang suara yang banyak. Ma'ruf juga perlu mendongkrak suara Jokowi.
"Bagi saya jangan sampai terlena dan terbuai akan kemenangan awal, lantaran langkah terakhir juga sangat menentukan, takutnya terulang seperti pilkada DKI dimana Ahok Djarot sudah di atas kertas, akhirnya kalah juga, sama Anies Baswedan-Sandiaga Uno," kata Jerry.
(Baca Juga: Di Sela Makan Siang, Ini yang Dibahas Jokowi-Ma'ruf Amin)
Menurut Jerry, sepatutnya TKN harus membuat road mapping dan juga (strategy, branding and imaging) apa yang akan mereka lakukan pada 2019 yang tinggal 3 hari.
"Ingat, segala sesuatu bisa berubah, siapa sangka Hillary Clinton yang unggul jauh dalam sejumlah survei atas Donald Trump pada president election AS 2016 lalu, akhirnya berbalik. Trump yang didukung Partai Republik akhirnya menang electoral college 306- 232. Tapi, Trump kalah di popular votes 65,853,625 votes (48.0%) 62,985,106 votes (45.9%). Untuk itu, jika ingin menang timses TKN Jokowi-Ma'ruf harus lebih kerja keras lagi," ujar peneliti politik dari Amerika ini.
(Arief Setyadi )