Dikomparasikan dengan Negara Kesatua Republik Indonesia, di dalam negeri cenderung masih belum selesai dengan persoalan penyerapan nilai-nilai nasionalisme pada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan yang erat kaitannya dengan nasionalisme. Beberapa kelompok masyarakat seperti Organisasi Papua Merdeka dan isu pembentukan negara khilafah yang berhulu dari Timur Tengah merupakan suatu bentuk akan tidak ditanamkannya nilai-nilai nasionalisme oleh sebagian masyarakat. Krisis nasionalisme sendiri diakui oleh Ketua DPD RI Oesman Sapta Oddang dalam wawancara yang dilakukan oleh Kompas.
Permasalahan nasionalisme yang berlarut akan berpotensi menimbulkan sekat terhadap setiap kelompok yang tidak sepaham dengan kelompok lain. Implikasi dari gejala tersebut tentu akan memunculkan benih-benih konflik, terlebih Indonesia merupakan negara yang multietnis. Sama halnya dengan Rusia yang juga merupakan negara multietnis yang menyadari kondisi tersebut merupakan sebuah kondisi rawan akan konflik, oleh karenanya penanaman rasa cinta Tanah Air dan rasa kebersamaan kepada masyarakat Rusia memegang peranan penting untuk menghindari perpecahan tersebut.

Bercermin pada negara adidaya tersebut, setidaknya masyarakat Indonesia di luar negeri khususnya di Rusia sedikit banyaknya telah berusaha menghayati nasionalisme dengan turut aktif dalam berbagai pagelaran budaya yang menampilkan identitas kebangsaan. Salah satu contohnya adalah penampilan mahasiswa Indonesia yang menampilkan pertunjukan budaya Indonesia di festival international students yang diadakan setiap tahun di Pushkin Institute. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat Indonesia di Kota Moskow sadar bahwa lingkungan di luar negeri tidak ada yang menyuguhkan karakter keindonesiaan.
Apabila kepedulian terhadap karakter keindonesiaan tidak ada, maka potensi untuk dilupakannya budaya Indonesia cukup memungkinkan. Oleh karenanya permira khususnya permira Moskow yang juga sebagai representasi eksistensi masyarakat Indonesia di Rusia bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) tidak jarang memotori gerakan promosi budaya di Rusia khususnya di Moskow. Hal ini membuktikan bahwa penanaman nilai-nilai rasa cinta Tanah Air di Rusia masih terus terealisasi melalui generasi bangsa yang ada di Moskow.
Permira Moskow saat ini diketuai oleh Ade Irma Elvira yang merupakan seorang kandidat Ph.D Russian State Agrarian University. Selama tongkat komando di tangannya, Permira Moskow memiliki visi yang sangat nasionalis yaitu salah satunya adalah melestarikan nilai-nilai Pancasila. Dengan visi tersebut Ade Irma berusaha tetap menjaga rasa cinta Tanah Air pada segenap pelajar di Moskow yang saat ini sedang dalam proses bersosialisasi dan berdaptasi. Hal tersebut diaktualisasikan dengan merangkul seluruh perantau ilmu di Kota Moskow untuk bersama-sama menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan Indonesia di Moskow.
Penulis: M. Haedar Arbit, mahasiswa S2 Hukum di Moskow, Rusia
(Qur'anul Hidayat)