JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan kisi-kisi debat terhadap tim pasangan calon presiden dan wakil presiden hal yang aneh. Bahkan, KPU dianggap membuat debat menjadi kurang greget.
"Cukup aneh menurut saya, kenapa harus pertanyaan-pertanyaan itu dibocorkan atau diberikan. Itu kan enggak asyik lagi, enggak ada gregetnya, enggak ada efek kejutnya," kata Fadli di Gedung Parlemen, Senayan, Senin (7/1/2018).
(Baca Juga:Â "Sentil" Timses Capres, KPU: Jangan dalam Rapat Senyam-senyum, di Luar Teriak)Â
Padahal, lanjut politikus Gerindra itu, masyarakat ingin mengetahui sejauh mana pemikiran kedua kandidat dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan nantinya. Di seluruh dunia, juga tidak ada yang memberikan kisi-kisi kepada capres-cawapres.
"Di seluruh dunia juga begitu. Jadi, nanti kalau sekarang dikasih bocoran soalnya, ya nanti tinggal ngapalin. Ini ya enggak asyik lagi lah," ungkapnya.
Â
Kecuali, yang diberikan adalah tema debat. Sebab, dengan adanya kisi-kisi juga memberikan kesan bahwa debat yang nantinya dilakukan hanya sebagai formalitas.
"Kalau misalnya tema debat oke lah. Tetapi kemudian angle-nya seperti apa, ya jadi kurang, jadi debatnya formalitas itu yang kita sayangkan," terangnya.
(Baca Juga:Â Buat 'Kebohongan Award', Grace Natalie dan 3 Kader PSI Dilaporkan ke Polisi)Â
Di samping itu, Fadli juga menyesalkan pembatalan pemaparan visi misi oleh masing-masing kandidat. Ia mengaku heran dengan kebijakan KPU yang terkesan dibuat-buat.
"Harusnya difasilitasi visi misi ini, dan itu harus datang dari kandidat. Karena yang akan memimpin kandidat bukan timses, bukan stuntman. Jadi, kandidat yang harus menyampaikan visi misinya," tukasnya.
Pada Pilpres 2019, ada dua pasangan capres-cawapres yang terdiri dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai pasangan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pasangan nomor urut 02. Debat sendiri akan dilakukan selama 5 kali.
(Ari)