JAKARTA - Di tengah hiruk pikuk persiapan menyongsong penyelenggaran Pemilu 2019, Ketua DPR Bambang Soesatyo mendorong semua kementerian ekonomi dan Bank Indonesia (BI) untuk tetap fokus dan antisipatif, karena gejolak atau ketidakpastian perekonomian global tahun ini tetap berpotensi menghadirkan dampak negatif bagi perekonomian nasional.
Untuk memelihara sekaligus menjaga suasana kondusif, Bamsoet mengimbau semua kekuatan politik di dalam negeri lebih menahan diri, dengan menghindari manuver-manuver yang dapat mengganggu pertahanan dan keamanan nasional, termasuk ketahanan ekonomi, serta konsisten memelihara ketertiban umum.
"Persiapan dua agenda Pemilu 2019, Pilpres dan Pileg sejauh ini berjalan lancar. Maka, pelaksanaan Pilpres dan Pileg nantinya pun harus dipastikan aman dan lancar sebagai cerminan pesta demokrasi. Keamanan dan kelancaran Pilpres dan Pileg itu tentu butuh dukungan dari semua elemen masyarakat," ujar Bamsoet dalam keterangan pers tertulisnya, Minggu (20/1/2019).
Pilpres dan Pileg 2019 yang damai diyakini akan memberi kontribusi signifikan bagi ketahanan dan perkembangan perekonomian nasional, khususnya ketika Indonesia pun tak luput dari ancaman akibat ketidakpastian atau gejolak perekonomian global.

Semua negara berkembang masih harus menunggu dan antisipatif terhadap perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina. Selain itu, semua bank sentral, termasuk BI, pun masih harus mengantisipasi rencana bank sentral AS, Federal Reserve, menaikkan suku acuan atau Fed Fun Rate (FFR) pada tahun ini.
Kendati otoritas moneter AS mulai terlihat tidak lagi agresif, tetapi rencana menaikkan FFR tahun ini sudah dijadikan opsi sehingga tetap harus diantisipasi. Bagaimanapun, stabilitas nilai tukar rupiah diharapkan tetap terjaga di tengah ketidakpastian global tahun ini.
"Jika Indonesia kondusif, target pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,3 persen niscaya bisa diwujudkan. Selain ditopang konsumsi masyarakat sebesar 5,1 persen dan konsumsi pemerintah 5,4 persen, ekspor juga diharapkan bisa bertumbuh guna mengimbangi pertumbuhan impor," papar Bamsoet.

Sementara itu, aktivitas sektor bisnis, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM), diharapkan terus berkembang karena alokasi pertumbuhan kredit per 2019 ditargetkan sampai di atas 13 persen.
"Persiapan dan pelaksanaan Pilpres serta Pileg 2019 sekali-kali tidak boleh membuat Indonesia, khususnya tim ekonomi pemerintah, lengah. Sebaliknya, karena ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian global, semua kementerian ekonomi, BI dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harus tetap fokus dan antisipatif," tutup dia.
(Khafid Mardiyansyah)