Bukit Kabu jadi Lokasi Harimau Berkumpul
Teror harimau yang menyerang masyarakat Kecamatan Semidang Lagan masih membekas dipikiran, Siti Hadijah. Gerombolan harimau yang menyerbu perkampungan di daerah ini dahulunya berada di atas Bukit Kabu, saat ini menjadi bukit Semidang Bukit Kabu.
Konon, sebelum menyerang dan turun ke perkampungan. Gerombolan harimau berkumpul di atas bukit Kabu, terlebih dahulu. Bukit itu berada di desa Pagar Gunung Kecamatan Semidang Lagan. Usai berkumpul gerombolan harimau langsung turun gunung dan menyerbu perkampungan.
''Sebelum harimau menyerang, hariamau berkumpul dahulu di atas Bukit Kabu. Setelah itu baru mereka turun gunung dan menyerang ke desa,'' kata Siti Hadijah diamini anak bungsu-nya," Evi Susanti.
Bukit Kabu, Semidang, Bengkulu Dari Kejauhan (foto: Demon Fajri/Okezone)
Ditambahkan, anak bungsu Siti Hadijah, Evi Susanti, di atas Bukit Kabu memiliki dataran yang luasnya mencapai 1 hektare (Ha). Sementara di lihat dari bawah seperti bukit yang tidak memiliki puncak. Konon, di atas Bukit tersebut juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah.
''Tidak sembarang orang yang bisa naik ke atas puncak. Bisa-bisa setelah naik ke puncak tidak akan kembali. Kalau mau ke puncak hari didampingi dengan penduduk asli,'' jelas perempuan 41 tahun ini.
Sembilan Dusun Diserbu Gerombolan Harimau, Puluhan Warga di Mangsa
Paska pembunuhan harimau, warga di Marga Semidang Bukit Kabu, saat ini menjadi Kecamatan Semidang Lagan. Masyarakat mulai di teror harimau. Teror itu menghantui masyarakat sembilan dusun, yakni, dusun Tengah Padang, Gajah Mati, Karang Nanding, Karang Nanding Lama, Telarangan, Sekuang, Karang Anyar, Tanah Iluk dan Dusun Katu Becap.
Konon, warga sembilan dusun itu diserbu gerombolan harimau. Turun gunung dari Bukit Jenggi. Tidak kurang dari puluhan harimau menyerbu dusun tersebut. Gelombolan harimau turun gunung, memangsa warga ketika sedang menyadap karet, panen padi, sedang membersihkan rumput di kebun bahkan sedang tidur di dalam rumah.
Masyarakat yang berjalan secara bersama pun ikut menjadi korban keganasan harimau. Konon, 'Si Raja Hutan' memangsa warga yang berada di posisi tengah. Ketika warga berjalan tiga, maka nomor dua menjadi sasaran terkaman harimau. Di mana, warga di santap gelombolan tersebut tidak mengenal waktu. Baik pagi, siang, sore maupun malam hari.
Dari warga sembilan dusun yang ada di daerah kala itu, setiap dusun menjadi korban keganasan harimau. Teror harimau tersebut berlangsung tidak kurang dari empat bulan. Di mana masyarakat sudah menjadi korban tidak kurang dari belasan bahkan mencapai puluhan warga.
''Setiap dusun ada yang menjadi korban. Harimau menyerang tidak mengenal waktu. Harimau yang memangsa warga banyak, mencapai belasan bahkan puluhan warga,'' ingat ibu dari Evi Susanti, ini.
Inilah jalan untuk menuju ke Puncak Bukit Kabu, Bengkulu (foto: Demon Fajri/Okezone)
Harimau yang turun gunung ke perkampungan tersebut ingin membalas dendam atas tewasnya, seekor harimau yang telah di bunuh alm, Mas Diah. Tidak hanya itu, gerombolan harimau turun gunung lantaran kesal kepala harimau dijadikan pentungan dan di pukul setiap warga yang melintas.
Konon, harimau yang di bunuh itu merupakan anak kesayang dari induk harimau. Hal tersebut diketahui ketika alm. Mas Diah, didatangi harimau dalam mimpi dengan memberikan petunjuk jika harimau yang di bunuh itu merupakan anak kesayangan harimau. Teror dalam mimpi itu juga ditandai lidah harimau menjulur panjang, berwarna merah.
''Wak (alm. Mas Diah) di teror melalui mimpi. Harimau datang dalam mimpi, mengatakan jika harimau yang di bunuh itu anak kesayangan harimau. Lidah harimau itu menjulur sangat panjang, berwarna merah,'' tiru Siti Hadijah, mengingat cerita alm. Mas Diah.
''Harimau yang turun gunung sangat banyak. Saat itu bekas jejak kaki-nya banyak sekali di depan rumah,'' kata perempuan kelahiran 84 tahun silam ini.