Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Akankah Imbauan 'Jangan Golput' Ahok Didengar 'Ahokers'?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 23 Januari 2019 |04:06 WIB
Akankah Imbauan 'Jangan Golput' Ahok Didengar 'Ahokers'?
Jokowi-Ahok (dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan segera bebas dari tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada hari Kamis 24 Januari 2019, dan para pendukungnya yang disebut "Ahokers" tidak sabar menanti arahan Ahok terkait Pilpres 2019.

Dari bali jeruji besi, Ahok menulis surat, meminta pendukungnya untuk tidak golput pada pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) pada tanggal 17 April 2019 mendatang.

"Saya mengimbau seluruh Ahokers jangan ada yang golput, kita perlu menegakkan empat pilar bernegara kita, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI dengan cara memiliki partai politik yang mau menegakkan empat pilar di atas di seluruh Indonesia," tulis Ahok.

"Kita harus mendukung agar di DPRD-DPRD, dan DPR RI maupun DPD RI memiliki jumlah kursi yang mencapai di atas 30% untuk partai yang teruji dan berkomitmen pada Pancasila," ujar Ahok, yang juga meminta untuk dipanggil dengan sebutan BTP, bukan Ahok, dalam suratnya.

Untuk diketahui, beberapa Ahokers kecewa dan berniat golput saat Joko Widodo memutuskan untuk menggandeng Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2019. Hal ini terkait dengan peran Ma'ruf dalam kasus penistaan agama Ahok.

(Baca Juga: Apa yang Dilakukan Ahok Setelah Menghirup Udara Bebas?)

(Baca Juga: Pasca Bebas, Ahok Ajak Keluarga & Stafnya Jalan-Jalan)

Hal tersebut terjadi lantaran pada Oktober 2016, Ma'ruf mengeluarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan ucapan Ahok telah menghina Al-Quran dan ulama.

Fatwa ini kemudian digunakan sebagai basis untuk menuntut Ahok atas kasus penistaan agama. Pada bulan Mei 2017, Ahok diputuskan bersalah dan dihukum dua tahun penjara.

Suara Ahok masih penting untuk Ahokers

Susy Rizky, seorang Ahokers yang pada tahun 2017 silam menginisiasi pengumpulan KTP warga sebagai penjamin penangguhan penahanan Ahok, mengatakan suara Ahok masih sangat didengar oleh para pendukungnya.

Susy, yang kini mencalonkan diri sebagai anggota legislatif melalui PSI, mengatakan Ahokers menanti Ahok mengeluarkan pesan terkait Pilpres 2019.

Terutama, kata Susy, terkait arah dukungan ke pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Mungkin satu-dua pernyataan (Ahok) diperlukan karena kita dengar kan banyak Ahokers ini yang masih menunggu pesannya Ahok soal Pak Maaruf Amin. Orang masih inget dulu bahwa Maaruf ini ikut membuat Fatwa buat Ahok. Jadi, seandainya Ahok bikin pernyataan, ya mungkin tidak secara langsung menyebut nama Pak Maaruf, tapi Ahok bilang kita sudah memaafkan, atau bagaimanalah, supaya Ahokers mau kembali ikut pemilu," kata Susy.

Pendukung Ahok lainnya, Yayong Waryono, yang pada dua tahun silam aktif menggelar aksi untuk membela Ahok, mengatakan hal senada.

"Saya pikir Ahokers itu akan mendengarkan apa yang diminta sama Pak Ahok untuk tidak golput. Keyakinan saya itu adalah bahwa selama ini para Ahokers ini memang sangat loyal terhadap figur atau sosok Ahok," katanya.

"Penawar" bagi para pendukung loyal

Direktur Populi Center Usep S Ahyar mengatakan Ahok memiliki basis pendukung yang sangat loyal. Hingga kini, katanya, nama Ahok masih sering muncul dalam survei dengan pertanyaan terbuka yang diajukan lembaganya.

Usep mengatakan loyalitas itu akan membuat mereka mendengar arahan Ahok.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement