Penyakit ini menyebabkan kematian karena bakteri menyumbat saluran pernapasan, menimbulkan komplikasi miokarditis atau radang pada dinding jantung bagian tengah, dan berakhir dengan gagal ginjal serta gagal sirkulasi.
Penyakit yang disebabkan Corynebacterium diphtheriae ini sangat menular dan termasuk infeksi yang berpotensi mengancam jiwa. Sepanjang Desember saja, sebanyak enam orang meninggal akibat bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas itu. Jumlah kematian akibat difteri meningkat menjadi 38 dari 32 kasus selama Januari-November 2017.
Untuk mencegah penyakit ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan imunisasi ulang bagi anak berusia 0-19 tahun, yang dilakukan serentak sejak 11 Desember lalu.
Dari paparan itu, ditegaskan kembali oleh Khairil, bahwa sudah jelas bahwa penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Sedangkan, untuk penyakit terkait air seni tikus ialah leptospirosis.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang dapat menyerang manusia dan hewan. Bakteri ini bisa menyebar melalui urine hewan yang terinfeksi. Jenis hewan yang membawa bakteri ini antara lain babi, kuda, anjing, dan tikus.
Saat hewan ini terinfeksi, mereka mungkin tidak memiliki gejala penyakitnya. Namun, hewan dapat terus mengeluarkan bakteri ke lingkungannya secara terus-menerus selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Pada manusia, bisa terinfeksi melalui kontak dengan air kencing atau cairan tubuh lainnya, kecuali air liur, dari hewan yang terinfeksi. Bisa juga dari kontak dengan air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi dengan urine hewan yang terinfeksi.