Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tak Kerjakan PR, Puluhan Siswa Diduga Dipukuli Guru hingga Berdarah di Mentawai

Rus Akbar , Jurnalis-Rabu, 27 Februari 2019 |15:33 WIB
Tak Kerjakan PR, Puluhan Siswa Diduga Dipukuli Guru hingga Berdarah di Mentawai
Ilustrasi (Foto: Ist)
A
A
A

MENTAWAI - Diduga akibat tak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru, membuat oknum guru di SMPN 4 Siberut Utara di Desa Malancan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat mengamuk dan memukul sekira 20 orang. Para siswa tersebut mengalami memar hingga berdarah akibat dipukul pakai tumit sepatu. 

Guru bernisial PD, akhirnya dilaporkan salah satu orangtua siswa, berinisial S (45) ke Polsek Muara Sikabaluan. Sebab, anaknya berinisial PW yang duduk di kelas VII menjadi korban. S menilai tindakan guru IPA itu sudah sangat keterlaluan.

Ia pun merasa kecewa karena peristiwa itu justru diselesaikan secara kekeluargaan oleh orangtua para siswa lainnya dengan pihak sekolah, bukannya melaporkan ke pihak berwajib. "Saya tidak tahu harus berbuat apalagi untuk mendapatkan keadilan, " katanya, Rabu (27/2/2019).

(Baca Juga: Analisis Sosiolog soal Maraknya Kekerasan di Lembaga Pendidikan)

Maksud S datang ke Polsek Muara Sikabaluan untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian atas perbuatan oknum guru tersebut. Bahkan, ia harus mendayung sampai ke pelabuhan di Pokai untuk sampai ke Sikabaluan sebagai pusat kecamatan dari Malancan.

“Saya mau adukan persoalan ini dengan membawa surat keterangan berobat anak dari petugas Pustu Malancan," katanya.

Ilustrasi

Saat di Mapolsek, S diterima Kanit Intel Bripka Joni Perwira. Usai menerima laporan tersebut, Bripka Joni Perwira mengatakan sudah mengetahui kasus tersebut dan menerima laporan penyelesaian secara kekeluargaan dari orangtua wali siswa bersama tokoh masyarakat sehari setelah kejadian.

"Kita menghormati proses hukum (adat) yang berlaku, di mana pihak orangtua siswa bersama komite, tokoh masyarakat dan kepala sekolah telah sepakat menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan," kata Bripka Joni.

Joni menambahkan, saat penyelesaian tersebut, S salah satu orangtua siswa tidak hadir, sedangkan yang hadir hanya istrinya. Kehadiran istri S tersebut juga diketahuinya.

"Setelah kita minta keterangan dari beliau (S) ternyata yang hadir dalam rapat penyelesaian persoalan secara kekeluargaan adalah istrinya sendiri yang diketahui oleh Pak S," katanya.

(Baca Juga: DPR: Kekerasan Marak Imbas Sistem Pendidikan Terlalu Kaku!)

Kata Joni, saat mendapat informasi adanya tindak penganiayaan oleh guru kepada siswa di Malancan, anggota Polsek Muara Sikabaluan langsung turun ke lapangan. Di lokasi kejadian, Plt Kepala SMPN 4 Siberut Utara, Agustinus meminta agar persoalan ini diselesaikan dan dirundingkan terlebih dahulu antara pihak sekolah, orangtua siswa, tokoh masyarakat dan oknum guru yang melakukan penganiayaan.

"Kita menghormati permintaan pihak sekolah dan masyarakat. Namun, pada waktu itu kita meminta agar kepala sekolah memberikan informasi secepatnya terkait persoalan tersebut agar pihak Polsek dapat mengambil sikap selanjutnya dan terjaminnya situasi yang kondusif di tengah masyarakat," ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement