Beberapa keluhan telah mereka sampaikan ke Disdik yang mereka akui setelah tiga bulan tidak bergaji mereka mengutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
"Dan sampai hadir disini juga beban, kami memang sebagai contoh suami istri kami dikampung harus ngutang ke warung depan. Contoh juga Pak Arsidi harus mengajar di pangkalan bensin dengan jarak 45 Kilometer dari rumah di Teluk Melano sementara ngajar di Teluk Batang, malu saya mbak ngutang setiap mau berangkat itu untuk bensin belum ngutang untuk sehari-hari," katanya lagi.
Arsidi lantas menambahkan, bagaimana malunya ia selama tiga bulan mengutang sementara ia paham penjual bensin dan warung harus memenuhi modal mereka setiap bulannya.
"Kalau keperluan bensin memang wajib, karena perjalanan saya jauh jadi memang malu ndak malu harus ngutang, dan belum lagi pengalaman guru lainnya karena tiga bulan ini memang berat buat kami," urainya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdik Kalbar, Kusnadi mengakui masalah sudah selesai dan akan mencairkan anggaran sesegera mungkin.
"Dana cair memang memerlukan proses panjang, dalam waktu dekat seperti Ketapang Kayong dan Landak akan segera dicairkan, kami siapkan berkas dan di BPKPD setelah berkas keluar tentu akan segera melakukan pencairan," jelasnya.
Kusnadi menambahkan, Diknas telah melakukan proses sesuai dengan aturan yang berlaku meski keterlambatan tetap saja terjadi.
"Kita ketahui anggaran dicairkan baru bulan Ini sehingga semua mengalami keterlambatan dan kami juga berharap agar seluruh guru honorer segera melengkapi berkas yang diperlukan sehingga verifikasi dapat segera diselesaikan," pungkasnya.
(Awaludin)