Berbeda dengan kerkhof di Kampung Gudang yang diperkirakan merupakan permakaman umum, makam di Kampung Pambraman diperkirakan makam pribadi seorang tokoh pada zamannya.
Di makam itu terdapat empat kubur untuk orang tua dan dua anaknya. Dulu, kata dia, makam itu dirawat kakeknya, Sumo Wiyono, yang kini sudah meninggal.
“Di sana ada empat makam. Dulu yang merawat kakek saya. Setelah dia meninggal saya tidak tahu kondisi makam itu sekarang,” ujar Sumiyen saat ditemui di kediamannya, pekan lalu.
Tidak banyak yang dia tahu perihal siapa yang dikubur di makam tersebut. Namun, dia menyebut ada orang berusia lanjut yang mungkin bisa memberikan petunjuk. “Namanya Mbah Suti, tinggalnya di dekat makam,” ujarnya.
Solopos kemudian menuju makam Pambraman yang ternyata tidak sulit untuk ditemukan karena berada di perkampungan tepi Kali Gedhe untuk menemui Suti dan mencari tahu sejarah makam itu. Tapi nenek yang usianya 80-90 tahun tersebut sudah tidak dapat mendengarkan suara percakapan.