Menurutnya, Van Bram juga punya keturunan lain yang saat ini tinggal di Purworejo. Mereka juga rutin berziarah. “Kalau yang dari Purworejo itu lebih sering ke sini. Mereka juga yang membiayai pembangunan rumah pelindung makam. Terakhir ke sini Desember 2018, tapi tanggalnya beda dengan yang dari Belanda,” imbuhnya sembari menambahkan dia tidak pernah bertanya kepada peziarah itu perihal jasad di dalam kubur itu.
Sementara itu, budayawan Solo Mufti Raharjo memperkirakan Van Bram adalah tokoh Pemerintah Belanda yang meninggal di Boyolali.
“Karena saat itu setelah perang Jawa [Perang Diponegoro 1825-1830] kompeni membangun, menambah, dan memperkuat bangunan benteng dari Semarang-Solo-Ngawi dan personelnya orang kompeni,” kata Mufti.
(Fiddy Anggriawan )