Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertemuan Darurat OKI Hasilkan Dokumen Mengecam Serangan Teror di Christchurch

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 22 Maret 2019 |19:21 WIB
Pertemuan Darurat OKI Hasilkan Dokumen Mengecam Serangan Teror di Christchurch
Foto: Dok. Kemlu RI.
A
A
A

ISTANBUL – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan mengecam aksi teror yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru melalui dokumen yang dihasilkan dalam pertemuan darurat yang digelar di Istanbul, Turki, Jumat, 22 Maret.

Dalam pertemuan darurat tingkat menteri (KTM darurat) OKI terkait serangan teror terhadap dua masjid di Selandia Baru, pada Jumat, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan tujuh pesan kunci Indonesia terkait serangan terhadap umat Muslim di Christchurch.

Selain menyatakan mengutuk serangan yang terjadi di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Indonesia juga menyatakan kecaman terhadap pernyataan dari Senator Australia, Fraser Anning tentang serangan teror tersebut. Pernyataan dari Senator Anning dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.

Pesan kunci ketiga yang disampaikan Menlu Retno adalah bahwa Indonesia, sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, bersama Kuwait telah menginisiasi pernyataan pers DK PBB yang mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk warga negara Indonesia (WNI).

Keempat, Menlu RI menyampaikan bahwa serangan di Christchurch mengingatkan kita bahwa tidak ada negara yang kebal terhadap terorisme sekaligus menjadi testamen mengenai masih kurangnya pemahaman publik bahwa Islam adalah agama yang damai.

"Kita harus mencegah agar pemikiran 'clash of civilizations' tidak terjadi," kata Menlu Retno.

Kelima, Indonesia menyampaikan bahwa OKI harus memperkuat nilai-nilai toleransi. Perdamaian hanya dapat dibangun dengan fondasi toleransi yang kuat.

Sementara melalui pesan keenam dan ketujuh Indonesia mengingatkan bahwa OKI perlu memperkuat upaya mempromosikan dialog antar keyakinan dan perlunya persatuan dalam OKI untuk menangani tantangan yang dihadapi Ummah, termasuk penindasan yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.

KTM darurat yang bertajuk “OIC Open Ended Executive Committee Emergency Ministerial Meeting On The Recent Terrorist Attack Against Two Mosques In New Zealand And Countering Hatred Against Muslims” digelar di Istanbul, Turki pada 22 Maret guna membahas tragedi penembakan masjid di Christchurch serta upaya OKI menangkal ujaran kebencian yang ditujukan terhadap umat Muslim.

Dalam pernyataannya Menlu Selandia Baru menyampaikan bahwa seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua Mesjid pekan lalu, dan bahwa dia menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Menlu Peters juga menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.

Pertemuan yang dipimpin Turki sebagai Ketua Komite Eksekutif dan Islamic Summit OKI tersebut menghasilkan Komunike Final yang menyatakan bahwa OKI mengecam aksi teror di Christchurch seraya menekankan solidaritas dan dukungan kepada Selandia Baru untuk menuntaskan proses hukum bagi pelaku teror.

Dokumen tersebut juga meminta komunitas internasional untuk menginisiasi dan mendukung upaya pencegahan intoleransi, diskriminasi, dan stereotip negatif, pengucilan serta stigmatisasi negatif terhadap Muslim. Negara-negara OKI juga sepakat untuk bekerja sama dengan PBB dan Uni Eropa untuk melakukan pemantauan terhadap isu Islamofobia serta melaksanakan dialog konstruktif yang diharapkan dapat memperkuat toleransi, harmoni antar agama dan budaya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement