Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perilaku dalam Gerbong MRT, Itukah Cermin Wajah Kita?

Opini , Jurnalis-Minggu, 24 Maret 2019 |22:29 WIB
Perilaku dalam Gerbong MRT, Itukah Cermin Wajah Kita?
A
A
A

Bagi netizen, tindakan itu sungguh tidak baik, jorok, kampungan, ndesa, miskin peradaban atau istilah lain yang menunjukkan kesan buruk. Apalagi yang berkomentar “yang mulia” netizen di media sosial. Bahkan ada akun yang menulis, “Semoga MRT Jakarta bisa mengajukan tuntutan hukum, merusak fasilitas umum. Agar jadi pelajaran buat warga bisa menjaga dan merawat fasilitas umum milik bersama”. Ini tentu usulan bagus untuk memberikan efek jera. Netizen yang biasa menjadi “lambe turah” komentarnya tentu lebih kasar, pedas dan asal ngomong.

Saya ikut bangga karena Jakarta sudah mempunyai MRT. Termasuk saya ikut senang karena banyak warga bisa memanfaatkan moda terpadu itu untuk transportasi. Kebutuhan MRT di Jakarta sangat mendesak dengan predikatnya sebagai kota termacet se-Indonesia. Sebagai moda terpadu pertama dan gratis tentu masyarakat bersuka cita. Maka, menikmati MRT tidak harus ke luar negeri lagi, bukan? Jadilah ada euforia.

MRT adalah produk transportasi modern dan dianggap maju di Indonesia. Karena sebelumnya kita tidak pernah punya, sementara perkembangan peradaban masyarakat juga semakin menggeliat. Tetapi geliatnya masyarakat tentu tidak secepat perkembangan teknologi modern. Bisa jadi, perilaku masyarakat belum begitu maju.

Lihat saja, betapa susahnya masyarakat diminta membuang sampah pada tempatnya. Sudah berbagai macam cara dilakukan; himbauan dan penyediaan tempat sampah yang mencukupi juga. Tetapi kenapa masyarakat masih buang sampah di sembarang tempat? Bahkan tak jarang dilakukan oleh mereka yang tergolong secara materi cukup? Tak sedikit pengendara mobil mewah yang membuang sampah sembarangan pula. Mobil mentereng, tetapi perilaku tidak bisa menyesuaikan.

Cermin Wajah Kita

Maka, MRT memang moda mentereng tetapi perilaku masyarakat juga belum menyesuaikan diri. Orang yang biasa hidup di desa kemudian mencoba MRT tentu akan terkagum-kagum atau bahkan berperilaku aneh. Namanya juga moda baru. Tentu sangat disayangkan jika mereka yang secara pendidikan sudah tinggi namun perilakunya masih memprihatinkan (bergelantungan di dalam MRT), misalnya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement