NEW YORK – Rusia menyatakan telah memulangkan hampir duapertiga dari 30.000 warga Korea Utara yang bekerja di negara itu sepanjang 2018, sementara China telah memulangkan lebih dari separuhnya, tetapi tidak menyebutkan jumlah yang pasti. Keterangan tersebut tercantum dalam laporan yang belum dipublikasikan dari Moskow dan Beijing kepada Dewan Keamanan PBB.
Laporan sepanjang satu halaman, yang dilihat oleh Reuters pada Selasa, diserahkan kepada komite sanksi Korea Utara dewan keamanan sesuai dengan resolusi 2017 yang menuntut pemulangan semua pekerja Korea Utara pada akhir 2019 untuk menutup sumber mata uang asing untuk Kim Jong-un.
BACA JUGA: Rusia Akan Pulangkan Semua Pekerja Korea Utara pada 2019
Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka yakin Pyongyang menghasilkan lebih dari USD500 juta per tahun dari hampir 100.000 pekerjanya di luar negeri. Sekira 80.000 pekerja Korea Utara berada di China, sementara 30.000 lainnya di Rusia.
Dewan Keamanan PBB terus memperketat sanksi terhadap Korea Utara sejak 2006 untuk menghentikan pendanaan untuk program-program rudal balistik nuklir Pyongyang. Resolusi Dewan Keamanan yang disahkan pada Desember 2017 mengharuskan negara-negara untuk melapor ke komite sanksi pada bulan ini mengenai semua pekerja Korea Utara yang dipulangkan selama 2018, termasuk penjelasan mengenai jumlah pekerja yang dipulangkan jika resolusi tersebut diterapkan.