Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pilpres di Antara Cinta dan Nestapa

Opini , Jurnalis-Minggu, 31 Maret 2019 |19:22 WIB
Pilpres di Antara Cinta dan Nestapa
Ilustrasi Pemilihan Umum (Foto: Okezone)
A
A
A

Fenomena gerakan emak-emak yang bekerja menyebar hoaks dalam waktu hampir bersamaan dan terjadi dibeberapa titik adalah kerja politik yang terpolakan, sistematis dan bermotif politik. Sebagai kampanye hitam tentu bertujuan membangun fitnah agar capres dimaksud dijauhi dari pemilih umat Islam.

Di posisi ini, penggunaan emak-emak sebagai intrumen perusak dalam operasi politik sangat tidak etis, membahayakan jiwa emak-emak dan sengaja hanya untuk dikorbankan demi kepentingan dan tujuan pemenangan pilpres.

Saya tidak tega melihat emak-emak digelandang ke kantor polisi karena ulah orang lain dengan mengorbankan mereka yang buta politik. Emak-emak harus punya kesadaran politik agar hak-hak mereka tidak mudah dirampas oleh kekuasaan dan bisa melindungi dirinya.

Namun pelbagai fakta diatas, pilpres justeru lebih terkesan menjadi nasib nestapa bagi emak-emak yang diperalat oleh kelompok tertentu hanya untuk memenangkan pilpres yang berjangka sesaat itu.

Politik haruslah dibangun diatas landasan etik dan moral yang kuat agar bisa dibedakan mana tujuan luhur politik yang hakiki, dan mana politik yang menghalalkan segala cara mencapai tujuan. Tanpa itu, persepsi politik itu jahat akan menjadi dominan dalam pikiran dan mempengaruhi tindakan dalam politik.

Akibatnya, berpolitik dalam momentum pilpres bukan menghadirkan cara yang elegan dan bermartabat melainkan nestapa bagi yang dikorbankan seperti nasib emak-emak diatas.

Oleh Syamsuddin Radjab
(Direktur Eksekutif Jenggala Center dan Dosen UIN Alauddin)

(Edi Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement