"Tempat berdiri kita sekarang dulu bukit yang memanjang sampai ke hilir sehingga dia bisa menahan aliran sungai. Nah, pada saat dibangun perumahan, ini menurut informasi bukitnya diratakan. Jadi begitu ada banjir yang besar, dia meluap," ujar Basuki di kawasan Doyo Baru, Sungai Dobokurung, Sentani, Papua, Senin (1/4/2019).
Ia mengatakan, banjir bandang di Jayapura memang kerap terjadi sekira lima atau enam tahun. Namun, banjir bandang tahun ini menjadi yang terbesar karena menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak.
"Kami akan coba buatkan analisis, karena selain perumahan di hulu yang memakan korban banyak, di hilir masih ada permukiman padat. Jadi, kami akan amankan juga," tutur Basuki.
(Baca juga: BNPB: Kerugian Banjir Bandang di Sentani Capai Rp454 Miliar)