JAKARTA - Sekretaris PW GP Ansor DKI Jakarta, Dendy Zuhairi Finsa meminta masyarakat, khusunya warganet berpikir obyektif tentang tradisi pemberian amplop, hasil bumi, atau apapun kepada kiai.
Hal tersebut disampaikannya setelah video Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan amplop ke Kiai Zubair Muntasor menjadi ciral di media sosial
"Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke Kiai enggak ngasih bisyaroh," ujar Dendi dalam keterangannya yang diterima Okezone, Jumat (5/4/2019).
Dendi mengungkapkan, apa yang dilakukan Luhut Pandjaitan kepada Kiai Zubair Muntasir di Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu, sebagai bentuk penghormatan kepada Kiai.
“Kiai Zubair itu sesepuh Bangkalan. Cicit dari Syaikhona Cholil. Pengasuh Pesantren Nurul Cholil, Demangan. Beliau biasa menerima kunjungan siapa pun. Termasuk kunjungan pejabat negara, politisi sampai rakyat jelata biasa sowan kepada beliau. Jadi kunjungan Pak Luhut ke sana, tak usah digoreng untuk menghina Kiai,” kata dia.

(Baca Juga: Soal Amplop ke Kiai Zubair, Luhut: Saya Memberikan Bisyaroh untuk Pengobatan Beliau)
Menurut Dendi, sebelum Luhut berkunjung ke kediaman Kiai Zubair, Politisi Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, yang merupakan partner koalisi pendukung Prabowo, juga sowan ke Pesantren Nurul Cholil, pada 26 Maret 2019.
“Mas Agus sowan ke Kiai Zubair, 26 Maret lalu. Di sana Mas Agus juga meminta doa dan dukungan untuk Partai Demokrat. Banyak kok beritanya di media. Menurut saya itu hal biasa. Kiai selalu menghormati siapapun yang menjadi tamunya,” ujar Dendi.
Menurut Dendi, di antara bentuk penghormatan kepada tamu dalam ajaran Islam, adalah menerima apapun pemberian tamu kepada tuan rumah. Begitu juga sebaliknya, tuan rumah berkenan menjamu tamunya secara terhormat.
“Itu bentuk ikroman, penghormatan, memulyakan sesama. Terlebih jika dikaitkan dengan tradisi penghormatan terhadap ilmu. Santri atau murid memberi sesuatu kepada gurunya itu bentuk penghormatan. Pak Luhut sudah lama bergaul dengan santri dan Kiai. Sering berkunjung ke Kiai, beliau paham itu sebagai bagian dari tradisi penghormatan,” kata dia.
(Angkasa Yudhistira)