Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Modal Rp9 Juta, Pedagang Popcorn Ini Berhasil Bangun Pesawat Berbahan Karung

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Kamis, 09 Mei 2019 |05:05 WIB
Modal Rp9 Juta, Pedagang <i>Popcorn</i> Ini Berhasil Bangun Pesawat Berbahan Karung
Muhammad Fayyaz dengan pesawat terbang mini buatannya. Foto/AFP/Daily Mail
A
A
A

SEORANG penjual popcorn di Pakistan berhasil membangun pesawatnya sendiri menggunakan kain karung dan sepotong becak dengan modal sekitar Rp 9,3 juta.

Muhammad Fayyaz menjual penjual popcorn dan dan bekerja sebagai penjaga keamanan untuk mewujudkan impian masa kecilnya demi membuat pesawat.

Hebatnya, Pak Fayyaz, yang tinggal di desa Arifwala ini, belajar membangun mesin terbangnya dengan melhat cuplikan video di televisi serta melihat cetak biru pesawat dari internet.

Pesawatnya terbuat dari berbagai sumber yang ada di sekitar. Mesin pesawat diambil dari mesin pemotong atau roadcutter, sayap yang terbuat dari goni, dan roda yang diambil dari becak.

Foto/AFP

Karyanya yang menakjubkan telah menarik perhatian angkatan udara negara, bahkan ada perwakilan yang telah mengunjunginya beberapa kali.

Berbicara tentang penerbangan pertamanya, Fayyaz mengklaim bahwa pesawatnya benar-benar terbang.

"Saya benar-benar di udara," katanya.

Foto/AFP

Para warga dan pengunjung berbondong-bondong melihat kreasi unik Fayyaz, yang diparkir di halaman rumah kosong di desa Tabur di provinsi Punjab tengah.

Fayyaz (yang berusia 32, bermimpi bisa bergabung dengan angkatan udara, tetapi ayahnya meninggal saat dia masih di sekolah, memaksanya untuk putus sekolah di kelas delapan dan melakukan pekerjaan sambilan untuk menafkahi ibu dan lima adiknya.

Foto/EPA

Dia terinspirasi membuat pesawatnya usai menonton program televisi National Geographic Channel yang membahas Investigasi Kecelakaan Udara tentang daya dorong, tekanan udara, torsi, dan tenaga penggerak.

Sedangkan cetak biru pembuatan pesawat ia peroleh di internet.

Dia juga menjual sebidang tanah keluarga, dan mengambil pinjaman sebesar Rp4 juta dari sebuah LSM keuangan mikro, yang cicilannya masih dia bayar sampai saat ini.

Dia menggunakan sedikit uangnya secara kreatif, membeli karung goni grosir dan membujuk karyawan bengkel agar barang-barangnya mau dijual untuk dibuat baling-baling.

Foto/EPA

Saat membuat baling-baling ia pernah gagal. Beberapa peralatan juga perlu diganti, desain harus diubah, kabel harus dikerjakan ulang. Dan ketika dia berusaha memastikan desainnya berhasil, keluarganya khawatir dia terobsesi berlebihan.

“Aku terus menyuruhnya berhenti. Saya terus mengatakan kepadanya untuk berkonsentrasi pada keluarga dan pekerjaannya, dia menjadi gila atas apa pun. Tetapi dia tidak mendengarkan sepatah kata pun,” kata ibunya, Mumtaz.

Namun Fayyaz terus membuat pesawatnya. Dan pada akhirnya pesawatnya benar-benar terwujud.

Pada Februari tahun ini, katanya, setelah lebih dari dua tahun diejek, dia siap.

Foto/EPA

Fayyaz mengklaim teman-temannya membantunya memblokir jalan kecil yang ia gunakan sebagai landasan pacu untuk upaya penerbangan pertama pada bulan Februari.

Pesawat mencapai 120 km per jam sebelum lepas landas, Ameer Hussain, seorang saksi yang mengaku naik di samping pesawat dengan sepeda motor, mengatakan kepada AFP.

"Jaraknya antara hampir semeter dari tanah," katanya. "Terbang sekitar dua hingga tiga kilometer sebelum mendarat."

AFP belum dapat memverifikasi klaim.

Tetapi upaya itu membuat Fayyaz cukup berani untuk ingin mencoba lagi di depan sisa warga desanya, banyak di antaranya telah mengejek usahanya.

Dia memilih 23 Maret, Hari Jadi Pakistan untuk terbang. Polisi mengatakan ratusan orang berkerumun di sekitar pesawat mungilnya, banyak yang memegang bendera nasional.

Tetapi sebelum Fayyaz bahkan dapat menghidupkan mesin, polisi datang dan menangkapnya, menyita pesawatnya.

"Saya merasa seolah-olah saya telah melakukan salah satu tindakan terburuk di dunia, seolah-olah saya adalah orang terburuk di Pakistan," ia menjelaskan, lalu menambahkan: "Saya dikurung bersama penjahat."

Pengadilan membebaskannya dengan denda Rp242 ribu

Ketika AFP mengunjungi kantor polisi setempat, petugas mengatakan mereka telah menangkap Fayyaz karena pesawatnya merupakan ancaman keamanan.

Petugas Zafar Iqbal menjelaskan, “Pesawat dikembalikan kepadanya sebagai isyarat niat baik. Jika dia mendapatkan lisensi atau izin terbang, dia bebas untuk terbang.”

Kemalangan Fayyaz mengakibatkan ketenaran di media sosial, dan ia disebut sebagai pahlawan dan inspirasi oleh beberapa warganet.

Perwakilan dari Angkatan Udara Pakistan telah melakukan dua kunjungan untuk melihat pesawat dan komandan pangkalan terdekat mengeluarkannya sertifikat yang memuji semangat dan ketangkasannya dalam membangun apa yang disebutnya sebagai pesawat terbang mini.

Pada 2012 seorang insinyur Pakistan mengklaim bahwa ia telah menemukan sebuah mobil yang dapat berjalan di atas air—tetapi ini kemudian dibantah oleh para ilmuwan.

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement