Sifat ancaman tidak jelas, tetapi seorang juru bicara polisi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka juga sedang menyelidiki dugaan perselisihan keluarga.
Sejak kematiannya, media sosial Afghanistan telah bersuara keras tentang tingkat kekerasan terhadap perempuan di negara itu.
Beberapa komentar menunjukkan fakta bahwa beberapa kejahatan terhadap wanita paling terkenal di Afghanistan terjadi di siang hari dan di zona hijau Ibu Kota Kabul.
"Seorang wanita terbunuh di siang hari karena seorang pria berpikir dia pantas dibunuh," tulis Wazhma Frogh.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan semakin banyak kasus kekerasan berbasis gender, khususnya di daerah-daerah yang didominasi oleh Taliban. Sementara kelompok Reporters Without Borders juga mendaftarkan Afghanistan sebagai negara paling mematikan bagi jurnalis pada 2018.
(Rahman Asmardika)