Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menhan Tak Percaya jika Soenarko Ingin Membunuh Pejabat Negara

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Kamis, 30 Mei 2019 |15:17 WIB
 Menhan Tak Percaya jika Soenarko Ingin Membunuh Pejabat Negara
Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memastikan mengenal mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko yang kini telah menjadi tersangka terkait dugaan penyeludupan senjata api.

Ryamizard menilai bahwa Soenarko tak mungkin menyeludupkan senpi dari luar negeri. Menurut dia, Soenarko merupakan prajurit TNI yang berpengalaman dalam perang sehingga kuat dugaan senjata tersebut merupakan hasil rampasan.

"Karena prajurit itu sudah berpengalaman. Itu Soenarko itu di bawah saya dua, tiga tahun. Berati lama dia sudah pengalaman di Papua, tim-tim Aceh segala macam. dia punya senjata merampas ya senjatanya rampasan," kata Ryamizard di Kemenhan, Jakarta, Kamis (30/5/2019).

 Soenarko

Menhan tak percaya Soenarko akan membunuh pejabat dengan senajatanya itu. "Jadi kalau katanya mau membunuh pejabat saya rasa jauhlah. Kalau dongkol saya begini, entar saya gampar lu sampai berapa puluh tahun nggak saya gampar kok," sambung dia.

"Saya tembak kepala dia, uda berapa puluh tahun nggak ada saya tembak. Nggak akanlah gitu-gituan. Jangan terlalu khawatir," tambah mantan KSAD itu.

Menhan menyatakan bahwa akan menemui mantan-mantan prajurit TNI yang tidak puas dengan hasil Pilpres 2019. Ia tak ingin ada keributan antarsesama anak bangsa.

"Bila perlu saya datang nanti (untuk) bilang jangan begitu nggak boleh. Anak-anak bangsa begitu. Kalau kita ribut ada yang ikut dompleng, siapa lagi, ya yang radikal-radikal itu, yang merasa anti-Pancasila pasti di sana. Ini yang perlu kita waspadai dan bangkit. Tapi sudah kita jaga jangan sampai ada pihak-pihak yang mendompelng ya," pungkasnya.

 Aksi 22 Mei

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement