GUNUNGKIDUL – Sejumlah warga di Kabupaten Gunungkidul, DIY memanfaatkan air telaga yang kotor untuk kebutuhan MCK. Langkah ini dilakukan menyusul mengeringnya sejumlah sumber mata air bersih. Kini warga justru mengeluhkan gatal-gatal.
“Air bersih sudah tidak ada, terpaksa memanfaatkan air disini,” jelas Ngatimin, warga Desa Karangngawen, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, Senin (8/7/2019).
Menurutnya, semenjak krisis air bersih, terpaksa memanfaatkan air telaga Karang Kidul yang airnya kotor. Telaga ini menjadi salah satu sumber air yang masih tersisa semenjak kemarau panjang melanda kawasan ini. Meski airnya kotor, telaga yang berada di tengah persawahan warga ini dipakai warga untuk kebutuhan MCK, dan memberi minum ternak.
“Risikonya gatal-gatal, karena memang airnya kotor,” tuturnya.

Warga tidak mampu kalau harus membeli air bersih dari swasta yang harganya cukup mahal. Untuk kapasitas tangki berisi 5.000 liter warga harus mengeluarkan dana hingga Rp125 ribu.