Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rieke Titip Surat Penangguhan Eksekusi Baiq Nuril ke Pimpinan DPR

Muhamad Rizky , Jurnalis-Rabu, 10 Juli 2019 |17:44 WIB
Rieke Titip Surat Penangguhan Eksekusi Baiq Nuril ke Pimpinan DPR
Rieke Diah Pitaloka titipkan surat penangguhan eksekusi Baiq Nuril ke Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Anggota DPR Nasir Djamil (Foto: Muhamad Rizky)
A
A
A

JAKARTA - Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengajukan surat permohonan penangguhan eksekusi penahanan terhadap terpidana kasus pelanggaran UU ITE Baiq Nuril. Surat tersebut dititipkan Rieke kepada anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil dan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo.

"Kami tidak ingin Baiq Nuril di penjara dua kali terhadap kasus yang secara fakta, gelar perkara di persidangan dinyatakan tidak bersalah. Kami mohon dukungannya agar Kejaksaan Agung kami mohon penangguhan eksekusi," kata Rieke di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Rieke juga mengaku telah melakukan komunikasi dengan Jaksa Agung HM Prasetyo agar penangguhan penahanan itu bisa dilakukan. Ia juga memberikan jaminan bahwa Baiq Nuril tidak akan melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

Baca Juga: Nasir Djamil Optimistis DPR Setuju Jika Jokowi Beri Amnesti untuk Baiq Nuril 

Baiq Nuril

Rencananya, selain menitipkan surat penangguhan kepada Komisi II dan Ketua DPR, Rieke akan menyerahkan langsung kepada Jaksa Agung. Penyerahan itu dilakukan pada Kamis atau Jumat dua hari ke depan.

"Untuk penangguhan di luar amnesti diberikan atau tidak yang jelas pastikan dulu ibu Baiq Nuril tidak dipenjara. Kita akan berupaya besok atau lusa kami akan datang langsung menyerahkan surat penangguhan eksekusi," ujarnya.

Awal Mula Kasus

Kasus ini viral setelah Kepala Sekolah SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), melaporkan adanya upaya perusakan nama baik yang dilakukan pegawai honorernya yang itu adalah Baiq Nuril.

Merasa tidak terima aibnya dibongkar dan diketahui banyak orang, alhasil Kepsek M melaporkan Baiq ke polisi atas dasar Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Baca Juga: Soal Baiq Nuril, Ketua DPR: Tak Ada Upaya Lain kecuali Amnesti Presiden

Padahal, fakta yang terjadi sebenarnya, menurut pengakuan Baiq, dirinya mendapat pelecehan seksual berupa kalimat verbal yang diberikan kepala sekolah berinisial M melalui sambungan telefon. Beberapa sumber menjelaskan, kejadian itu terjadi berkali-kali dan sudah sejak 2012.

Baiq Nuril melakukan perekaman telefon dengan alasan mendapatkan bukti kalau kepala sekolah itu benar melakukan pelecehan seksual verbal padanya. Rekaman didapat, Baiq tak lantas melapor ke pihak kepolisian demi pekerjaan.

Tak lapor ke polisi, tidak kemudian membuat Baiq diam diri. Dia malah 'curhat' ke rekan kerjanya yang bernama Iman Mudawin. Iman lantas melaporkan rekaman tersebut ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Mataram.

Dari sanalah akhirnya rekaman tersebut tersebar. Kepsek M lantas melaporkan Baiq ke polisi dengan dasar Pasal UU ITE. Padahal, yang diduga melakukan penyebaran ialah Iman. Kini, Baiq Nuril mesti menelan kepahitan hidup. Dia tetap dipenjara dan rela melepas pekerjaannya sebagai guru honorer di SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement